Selasa, 24 Mei 2016

RATUSAN KEPUTUSAN YANG HARUS ANDA AMBIL SETIAP HARI

Tak ada manusia yang terus-menerus mengambil keputusan yang tepat. Tapi semua manusia yang takut mengambil keputusan, selalu berakhir dengan keputusan yang salah.

Pada tulisan sebelumnya dengan judul “RESULT: EVENT + RESPONSE “ sudah dibahas secara detail bahwa kita adalah wujud dari keputusan-keputusan yang telah dibuat.

Hidup ini, suka tidak suka selalu dihadapkan pada pilihan yang selalu harus Anda putusakan. Kita akan dituntut untuk mengambil suatu keputusan baik keputusan besar yang sangat penting maupun keputusan kecil. Keputusan yang diambil akan menentukan apa yang akan terjadi kemudian akan menjadi lebih baik ataupun sebaliknya, sangat tergantung keputusan benar atau salah.

Anda bisa memilih bangun tengah malam untuk sholat tahajud atau sebaliknya, Anda bisa memilih malas bangun pagi atau sebaliknya, Anda bisa memilih semangat atau sebaliknya, Anda bisa memilih berangkat kerja lebih awal atau on time seperti biasanya, Anda bisa memilih sarapan masakan istri atau sarapan di kantor, dan pilihan-pilihan lainnya. Ada puluhan bahkan ratusan keputusan yang harus Anda buat dalam seharian, lengkap dengan konsekuensinya.

Orang bijaksana harus mengambil keputusan yang terbaik sehingga tidak merugikan orang lain maupun diri anda sendiri. Namun adakalanya Anda akan membuat keputusan yang salah, dan Anda jangan pernah menyesali keputusan yang telah anda ambil tersebut, jalani saja.

Melibatkan Emosi Secara Benar
Kita bicara tentang keputusan besar, bukan keputusan untuk memilih baju, keputusan untuk memilih menu sarapan. Anggap saja saat ini Anda dihadapkan untuk memutuskan “mengundurkan diri dari pekerjaan”. Jelas bukan keputusan mudah..! Wati mengundurkan diri dari pekerjaannya saat ini karena tidak tahan dengan kelakuan teman-temannya yang bekerja malas-malasan, seolah hanya dia seorang yang rajin dan bertanggungjawab. Yang terjadi, di tempat baru Wati akan mengajukan pengunduran diri lagi, dan di perusahaan berikutnya lagi. Tidak ada yang menjamin bahwa dia akan mendapatkan rekan kerja seperti harapannya.

Joni mengundurkan diri dari pekerjaan karena pembayaran gaji sering terlambat, dia tidak tahan, susah mengatur keuangan, semua tagihan adanya di awal bulan. Rita mengundurkan diri karena bos-nya Galak... dan masih banyak alasan emosional lainnya yang bisa menyebabkan seseorang mengundurkan diri.

Beberapa contoh emosi yang akan mempengaruhi kita dalam mengambil keputusan, seperti ketidakpedulian, kesedihan, ketakutan, keserakahan, kemarahan, kesombongan, keberanian, penerimaan, kedamaian (sumber: WISDOM on AIR; LIONMAG (The Infilght Magazine of Lion Air); Edisi September 2013)

Melibatkan kemarahan dalam mengambil keputusan berakibat menyakiti orang lain, keputusan salah, penyesalan, dan sebagainya. Karena kemarahan akan menutup hati dan pikiran dari berbagai pertimbangan yang sehat.

Melibatkan keserakahan dalam mengambil keputusan berakibat kehilangan kendali atas logika, sehingga kurang teliti dalam melakukan perhitungan dan pertimbangan.

Begitu pula dengan ketidak pedulian, kesedihan, ketakutan, kesombongan, bisa berakibat pengambilan keputusan yang salah dan timbul kerugian dan penyesalan di kemudian hari.

Lakukan pengambilan keputusan dengan penerimaan yang akan berujung pada sesuatu yang baik, dengan keberanian yang berujung pada kegigihan yang tiada bandingannya untuk menghasilkan keputusan yang baik, dengan kedamaian menjadikan sikap arif dan obyektif sehingga mampu menggali semua kemungkinan terbaik dalam mengambil keputusan.

Buah Simalakama
Tidak semua keputusan itu mudah. Pertama kali bekerja di tahun 1995, saya dihadapkan pada pertanyaan yang harus dijawab dengan benar, karena pertanyaan ini sebagai bagian interview. Apa yang akan kamu lakukan jika orang tuamu sakit, kamu datang menjenguk atau mengirimkan uang? Kalau saya menjawab ‘menjenguk’ maka bos akan sewot karena saya akan meninggalkan pekerjaan untuk waktu yang lama, tapi kalau saya menjawab ‘mengirimkan uang’ jangan-jangan orang tua saya akan sembuh hanya dengan kehadiran anak-anaknya. Apakah jawaban saya saat itu? Ya, tentu saja saya menjawab ‘mengirimkan uang’, bos seneng, tapi saya tambahkan opsi bahwa meskipun saya tidak datang, saya memastikan saudara-saudara saya untuk datang.

Pengalaman akan memudahkan Anda
Setiap kejadian di sekitar kita adalah ilmu yang wajib kita pelajari, alam dan lingkungan mengajarkan jutaan cara menghadapi hidup. Bos saya pernah menyampaikan ke saya, dan kata-katanya saya yakini benar sampai saat ini “setiap pelajaran yang dengan sengaja kita belajar adalah sebuah anak kunci, bayangkan semakin sering belajar semakin banyak “anak kunci” yang bisa digunakan untuk membuka “gembok persoalan”. Pengalaman akan memudahkan kita mengambil keputusan, teruslah belajar. Bagi seorang karyawan jangan pernah bekerja terpaku pada job desk, kerjakan pekerjaan lain, bantulah teman bagian lain, mintalah pindah bagian, hal ini akan memperkaya ilmu (anak kunci semakin lengkap).

Setiap keputusan akan menjadi pelajaran untuk pengambilan keputusan berikutnya
Jangan kawatir, karena pada dasarnya tidak ada pilihan yang salah, hanya beda pilihan beda hasilnya, tinggal selanjutnya Anda perbaiki. Memilih berangkat kerja menggunakan mobil pribadi tidaklah salah, hanya saja Anda akan sampai di kantor jauh lebih lama dan biaya yang dikeluarkan lebih banyak. Akhirnya Anda mulai memikirkan alternatif ke kantor lebih sering menggunakan mass transportation dibanding mobil pribadi. Memilih premi asuransi yang murah tidaklah salah, hanya saja pada saat tagihan rumah sakit keluar Anda harus nombok lebih besar. Akhirnya Anda belajar satu hal, membeli premi lebih besar.

Selamat mengambil keputusan


Salam Smart Life

Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 24 Mei 2016

RATUSAN KEPUTUSAN YANG HARUS ANDA AMBIL SETIAP HARI

Tak ada manusia yang terus-menerus mengambil keputusan yang tepat. Tapi semua manusia yang takut mengambil keputusan, selalu berakhir dengan keputusan yang salah.

Pada tulisan sebelumnya dengan judul “RESULT: EVENT + RESPONSE “ sudah dibahas secara detail bahwa kita adalah wujud dari keputusan-keputusan yang telah dibuat.

Hidup ini, suka tidak suka selalu dihadapkan pada pilihan yang selalu harus Anda putusakan. Kita akan dituntut untuk mengambil suatu keputusan baik keputusan besar yang sangat penting maupun keputusan kecil. Keputusan yang diambil akan menentukan apa yang akan terjadi kemudian akan menjadi lebih baik ataupun sebaliknya, sangat tergantung keputusan benar atau salah.

Anda bisa memilih bangun tengah malam untuk sholat tahajud atau sebaliknya, Anda bisa memilih malas bangun pagi atau sebaliknya, Anda bisa memilih semangat atau sebaliknya, Anda bisa memilih berangkat kerja lebih awal atau on time seperti biasanya, Anda bisa memilih sarapan masakan istri atau sarapan di kantor, dan pilihan-pilihan lainnya. Ada puluhan bahkan ratusan keputusan yang harus Anda buat dalam seharian, lengkap dengan konsekuensinya.

Orang bijaksana harus mengambil keputusan yang terbaik sehingga tidak merugikan orang lain maupun diri anda sendiri. Namun adakalanya Anda akan membuat keputusan yang salah, dan Anda jangan pernah menyesali keputusan yang telah anda ambil tersebut, jalani saja.

Melibatkan Emosi Secara Benar
Kita bicara tentang keputusan besar, bukan keputusan untuk memilih baju, keputusan untuk memilih menu sarapan. Anggap saja saat ini Anda dihadapkan untuk memutuskan “mengundurkan diri dari pekerjaan”. Jelas bukan keputusan mudah..! Wati mengundurkan diri dari pekerjaannya saat ini karena tidak tahan dengan kelakuan teman-temannya yang bekerja malas-malasan, seolah hanya dia seorang yang rajin dan bertanggungjawab. Yang terjadi, di tempat baru Wati akan mengajukan pengunduran diri lagi, dan di perusahaan berikutnya lagi. Tidak ada yang menjamin bahwa dia akan mendapatkan rekan kerja seperti harapannya.

Joni mengundurkan diri dari pekerjaan karena pembayaran gaji sering terlambat, dia tidak tahan, susah mengatur keuangan, semua tagihan adanya di awal bulan. Rita mengundurkan diri karena bos-nya Galak... dan masih banyak alasan emosional lainnya yang bisa menyebabkan seseorang mengundurkan diri.

Beberapa contoh emosi yang akan mempengaruhi kita dalam mengambil keputusan, seperti ketidakpedulian, kesedihan, ketakutan, keserakahan, kemarahan, kesombongan, keberanian, penerimaan, kedamaian (sumber: WISDOM on AIR; LIONMAG (The Infilght Magazine of Lion Air); Edisi September 2013)

Melibatkan kemarahan dalam mengambil keputusan berakibat menyakiti orang lain, keputusan salah, penyesalan, dan sebagainya. Karena kemarahan akan menutup hati dan pikiran dari berbagai pertimbangan yang sehat.

Melibatkan keserakahan dalam mengambil keputusan berakibat kehilangan kendali atas logika, sehingga kurang teliti dalam melakukan perhitungan dan pertimbangan.

Begitu pula dengan ketidak pedulian, kesedihan, ketakutan, kesombongan, bisa berakibat pengambilan keputusan yang salah dan timbul kerugian dan penyesalan di kemudian hari.

Lakukan pengambilan keputusan dengan penerimaan yang akan berujung pada sesuatu yang baik, dengan keberanian yang berujung pada kegigihan yang tiada bandingannya untuk menghasilkan keputusan yang baik, dengan kedamaian menjadikan sikap arif dan obyektif sehingga mampu menggali semua kemungkinan terbaik dalam mengambil keputusan.

Buah Simalakama
Tidak semua keputusan itu mudah. Pertama kali bekerja di tahun 1995, saya dihadapkan pada pertanyaan yang harus dijawab dengan benar, karena pertanyaan ini sebagai bagian interview. Apa yang akan kamu lakukan jika orang tuamu sakit, kamu datang menjenguk atau mengirimkan uang? Kalau saya menjawab ‘menjenguk’ maka bos akan sewot karena saya akan meninggalkan pekerjaan untuk waktu yang lama, tapi kalau saya menjawab ‘mengirimkan uang’ jangan-jangan orang tua saya akan sembuh hanya dengan kehadiran anak-anaknya. Apakah jawaban saya saat itu? Ya, tentu saja saya menjawab ‘mengirimkan uang’, bos seneng, tapi saya tambahkan opsi bahwa meskipun saya tidak datang, saya memastikan saudara-saudara saya untuk datang.

Pengalaman akan memudahkan Anda
Setiap kejadian di sekitar kita adalah ilmu yang wajib kita pelajari, alam dan lingkungan mengajarkan jutaan cara menghadapi hidup. Bos saya pernah menyampaikan ke saya, dan kata-katanya saya yakini benar sampai saat ini “setiap pelajaran yang dengan sengaja kita belajar adalah sebuah anak kunci, bayangkan semakin sering belajar semakin banyak “anak kunci” yang bisa digunakan untuk membuka “gembok persoalan”. Pengalaman akan memudahkan kita mengambil keputusan, teruslah belajar. Bagi seorang karyawan jangan pernah bekerja terpaku pada job desk, kerjakan pekerjaan lain, bantulah teman bagian lain, mintalah pindah bagian, hal ini akan memperkaya ilmu (anak kunci semakin lengkap).

Setiap keputusan akan menjadi pelajaran untuk pengambilan keputusan berikutnya
Jangan kawatir, karena pada dasarnya tidak ada pilihan yang salah, hanya beda pilihan beda hasilnya, tinggal selanjutnya Anda perbaiki. Memilih berangkat kerja menggunakan mobil pribadi tidaklah salah, hanya saja Anda akan sampai di kantor jauh lebih lama dan biaya yang dikeluarkan lebih banyak. Akhirnya Anda mulai memikirkan alternatif ke kantor lebih sering menggunakan mass transportation dibanding mobil pribadi. Memilih premi asuransi yang murah tidaklah salah, hanya saja pada saat tagihan rumah sakit keluar Anda harus nombok lebih besar. Akhirnya Anda belajar satu hal, membeli premi lebih besar.

Selamat mengambil keputusan


Salam Smart Life

Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar