Minggu, 29 Mei 2016

LANGKAH MERAIH BAHAGIA

Kebahagiaan, merupakan tujuan dari semua orang. Orang  bekerja keras, berjuang mendapatkan rezeki, tentu ujung-ujungnya untuk mendapatkan kebahagiaan. Sayangnya tidak semua ornag bisa mendapatkan kebahagiaan seperti yang diharapkan, meskipun harta yang didapat dari kerja keras telah melimpah, kedudukan telah diraih, tetap saja tidak bahagia. 
Bicara tentang kebahagiaan, pada dasarnya bisa dibagi menjadi 3, yaitu bahagia secara materi, bahagia secara emosional atau bahagia secara spiritual. Mungkin 99% dari kita mati-matian mengejar kebahagiaan secara materi, kebahagiaan yang kasat mata, namun kebahagiaan yang satu ini ternyata membutakan mata hati kita. Gayus Tambunan adalah salah satu contoh kasus, Artalita, Nazarudin dan masih banyak lagi mungkin jutaan contoh gelap mata di negeri ini, bahkan lebih dari 80% kepala daerah tersangkut dengan hukum karena kabahagiaan ini.
Kebagiaan secara emosi, kalau Anda mengejar yang ini, adalah hal yang lebih bijak. Materi memang penting, tape kebahagiaan secara emosi jauh lebih penting. Punya teman banyak, atasan yang baik, lingkungan kerja yang penuh kekeluargaan, menikmati pertandingan bola, penghargaan dari orang lain, kasih sayang.... ya itu adalah deretan kebahagiaan secara emosi yang perlu ada kejar.
Kebahagiaan secara spiritual, adalah kebahagiaan yang adanya dalam kaitannya dengan ruh atau mata hati kita. membantu orang lain, sehingga orang lain memilliki kebahagiaan, dan kita melakukannya tanpa pamrih hanya berharap balasan dari Tuhan dan kita merasa bahagia atas hal tersebut, itulah kebahagiaan secara priritual. Seorang uztad, seorang guru yang memberikan ilmu yang bermanfaat, sehingga si penerima ilmu bisa menjalani kehidupan lebih baik, itulah kebahagiaan spiritual.
Tips sederhana meraih bahagia
Agar Anda bisa mendapatkan kebahagiaan, apapun kondisi yang anda alami saat ini, khususnya kebahagiaan secara emosional. Berikut beberapa hal sederhana yang bisa Anda coba:
  1. Kurangi berpikir, lebih seringlah merasakan. Bruce lee pernah mengatakan “don’t think, feel”. Berpikir akan memancing memori-memori kesedihan, kegagalan, kesulitas hidup dan berpikir juga akan memunculkan kekawatiran, pesimis dan pikiran negatif yang lain. Tidak selalu demikian, namun kalau kita belum terbiasa dengan sikap positif, berpikir lebih sering memunculkan kegelisahan.
  2. Kurangi penghakiman, lebih seringlah untuk menerima. Gara-gara dia tidak serius bekerja, akhirnya saya juga yang kena masah bos, gara-gara kamu saya terlambat sampai kantor, coba kalau kamu mengikuti saran saya tentu masalah ini sudah selesai. Menghakimi orang lain akan memunculkan kebencian dan dendam. Terimalah setiap kejadian denganlapang dada
  3. Kurangi mengeluh, lebih seringlah menghargai. Kenapa saya harus mengalami masalah ini, Tuhan tidak adil, saya sudah berusaha dan juga rajin berdo’a kenapa saya tetap mengalami musibah ini. Kenapa jalanan selalu macet seperti ini, bisa tua di jalan kalau begini. Mengeluh menghasilkan mood negatif dan pada akhirnya menghambat produktivitas Anda
  4. Kurangi cemberut, lebih seringlah tersenyum. Tersenyum saat dalam kondisi sedih akan menjadi obat. Tersenyum juga akan memberikan kebahagiaan kepada orang lain yang akan memancar balik kepada Anda
  5. Kurangi bicara, lebih seringlah mendengarkan. Mendengarkan adalah proses nyerap informasi, menyerap ilmu. Kekayaan ilmu akan mendewasakan Anda. Sebaliknya semakin banyak bicara, semakin banyak tanggungjawab moral yang harus Anda tanggung, kawatir apa yang diucapkan tidak bisa Anda lakukan, takut informasi yang Anda sampaikan salah.
  6. Kurangi menonton, lebih seringlah melakukan. Ketika ada terlibat langsung dalam suatu kegiatan, anda akan mendapatkan energi dari orang sekitar Anda, dan di saat pekerjaan tersebut selesai akan muncul perasaan lega dan bahagia.
  7. Kurangi ketakutan / kekhawatiran, lebih sering mengasihi. Kekawatiran, ketakukan adalah sumber ketidakbahagiaan. Lebih baik salurkan kasihsayang kepada orang lain, berikan perhatian kepada keluarga dan teman-teman, karena aliran kasih sayang ini akan memunculkan rasa bahagia.
Sedangkan untuk kebagiaan Materi, kuncinya ya bekerja keras, bekerja cerdas sehingga dapat banyak uang. Untuk kebahagiaan secara Spiritual, bisa Anda dapat dengan sedekah, membagikan ilmu yang bermanfaat, suka menolong, perbanyak ibadah.
Semoga bisa membantu anda untuk meraih kebahagiaan. Selamat mencoba! 

Salam Smart Life
Joko Ristono

KITA MASIH HIDUP SAMPAI DETIK INI


Apa yang membuat Anda Lambat
Di Sebuah acara gathering rutin alumni Heart Speak Indonesia, seorang nara sumber yang kebagian bicara di hari ini memberikan satu statement yang keren untuk saya. Karena Pak Joko sudah membantu membuka acara saya, dan sudah melanksanakan sebagian pekerjaan saya, sebagai ungkapan terimakasih saya akan berikan Tips agar buku Pak Joko segera selesai. (di awal sebelum acara mulai saya menyampaikan ‘keluhan’ bahwa saya menlis buku sudah 3 tahun tapi sampai sekarang belum selesai)

“Jangan berusaha membuat master piece, biarlah pembaca yang membuatnya menjadi master piece’ “percayalah, dalam waktu dekat buku Pak Joko akan segera selesai, mengalir saja jangan menciptakan sesuatu yang sempurna”

Ternyata itu yang terjadi pada saya 3 tahun terakhir, setiap artikel yang saya tulis, bisa saya tulis ulang sampai 3 – 4 kali, hanya karena saya kawatir jangan-jagan tulisannya tidak menarik, jangan-jangan orang tidak mau meneruskan membaca halaman berikutnya karena membosankan, jangan-jangan susunan kalimatnya mbulet, dan puluhan alasan lain. Yang bersumber dari satu hal, yaitu saya berharap tulisan saya sempurna. Siapa kamu? Pegang pena juga baru kemarin sore! Loo jangan salah justru karena saya masih pemula tulisan saya harus tampil sempurna. Ok lanjutkan, dan 10 tahun lagi bukumu tidak akan terbit juga..

Berharap segala sesuatunya sempurna, akan membuat Anda lambat, bahkan suatu pekerjaan tidak selesai bila berharap kesempurnaan. Jadi sekarang Anda sudah menyadari, apa yang selama ini membuat pergerakan kita lambat?

Berharap kondisi yang ideal
Seorang Roger Crawford memiliki segalanya untuk menjadi juara tenis, kecuali dua tangan dan satu kaki. Manusiawi bila kita berpikir bahwa untuk memiliki prestasi adalah ketika semua dalam kondisi sempurna. Bagaimana seorang beethoven yang mengalami gangguan pendengaran bisa menciptakan karya musik yang mendunia? Bagaimana seorang Lein Amstrong menderita kanker testis dan sudah menyebar, sehingga dokter memvonis kemungkinan bertahan hidup hanya 40%, namun ketidak sempurnaan kondisi tubuh itu mampu mengantarkan dia menjuarai rally sepeda paling berat dan paling bergengsi ‘tour de france’ selama 5 tahun berturut-turut (1999 – 2004)

Kalau saja laptop saya tidak lemot, pasti saya bisa menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, kalau saja gaji saya mencukupi saya pasti lebih produkti, seandainya bos saya memberikan support pasti target sales saya tercapai, kalau saja istri saya pandai berdandan seperti istri-istri yang lainnya saya pasti lebih bersemangat membahagiakannya, kalau saja jalanan tidak macet saya tidak akan datang terlambat di kantor.

Resep manjur untuk tidak bahagia adalah berharap keadaan dunia seperti yang Anda harapkan. Dan ketidak dunia tidak sesuai harapan Anda ‘marahlah’. Itulah yang dilakukan oleh orang yang tidak bahagia.
  • Bos SEHARUSNYA mengerti keadaan saya
  • Teman SEHARUSNYA membalas budi saya
  • Istri SEHARUSNYA menghargai saya
  • Pemerintah SEHARUSNYA bisa mengatasi kemacetan
  • Anak SEHARUSNYA mendengarkan saya orang tuanya
  • Jadwal Kereta SEHARUSNYA tepat waktu
  • Istri dan anak SEHARUSNYA mengingat tanggal ulang tahun saya
  • Semua orang SEHARUSNYA jujur

Kelihatan sangat masuk akal “SEHARUSNYA”, seperti keinginan yang sengat sederhana, lanjutkan saja dan saya jamin hidup Anda akan merana.
Tidak perlu merubah dunia, yang perlu dirubah adalah cara pandang kita menghadapi dunia. Tips sederhana, biasakan menyiapkan pilihan atas semua yang Anda hadapi. Saya berharapa bos saya mengerti saya, tapi kalaupun tidak saya tetap bisa bekerja maksimal, Saya berharap jadwal kereta selalu tetap waktu, tapi saya bisa berangkat lebih awal agar jadwal kereta tidak mengganggu jadwal saya, saya berharap semua orang jujur tapi akan saya mulai dari diri saya terlebih dahulu. Hidup terasa damai, meskipun keadaan dunia tidak berubah

Terbukti bahwa kita selalu berhasil menghadapi masalah
Coba Anda ingat-ingat, apakah pernah mengalami permasalah yang teramat berat, sampai-sampai membuat Anda frustasi, seakan-akan dunia sudah berakhir untuk Anda, semua cara sudah dicoba tapi sepertinya buntu, sampai-sampai menghakimi bahwa diri Anda gagal? Jangan kawatir, kita ditakdirkan untuk selalu mampu menghadapi masalah, apapun kondisinya. Mau bukti? Buktinya adalah kita masih eksis sampai saat ini.


Underestimate terhadap diri sendiri hanya akan mengakibatkan kontra produktif, berharap keadaan membaik seperti harapan Anda hanya akan membuat pergerakan kita lambat

Salam Smart Life
Joko Ristono

Jumat, 27 Mei 2016

TABUNGAN ENERGI POSITIF

Kapan terakhir kali Anda berbuat baik??
Apapun, Sekecil apapun berbuat baik adalah amalan. TERSENYUM saat berpapasan dengan orang di jalan, meskipun kita tidak kenal orang tersebut adalah perbuatan baik. Pernah melakukan hal kecil ini, kalau belum pernah atau sudah lupa kapan terakhir melakukannya, cobalah untuk memulai melakukan lagi?

Senyum kita akan membuat orang lain lebih percaya diri dan membuat perasaan kita lega dan damai karena telah membuat orang lain bahagia.

Untuk kebaikan kecil yang lainnya, menyapa orang, memberikan bangku kita di kerete / mobil kepada yang lebih membutuhkan, menolong orang yang jatuh di jalan, dan lainnya? Mari kita lakukan hal tersebut tanpa memikirkan apapun, kita lakukan dengan ringan tangan, tidak usah berharap ada imbalan apapun atas kebaikan yang kita lakukan itu, toh gak ada ruginya buat kita.

Hukum Tabur Tuai
Mungkin anda pernah dengar "teori tabur tuai", dalam bahasa kerennya "give and take". Kalau mau dapat senyum dari orang lain, selalu tersenyumlah kepada orang lain, kalau mau disayang pasangan sayangilah dia... apapun yang kau mau orang lain perlakukan pada anda, maka lakukan hal itu pada orang lain. Tetaplah berbuat baik meskipun meskipun tidak ada orang yang memperhatikan. Pada tahapan ini, kita dituntut untuk memiliki keikhlasan dan tidak lagi berhitung dalam melakukan sesuatu.

Salah seorang pembicara seminar, motivator, bernama Prof Zen (lupa nama lengkapnya) pernah menyampaikan dalam satu kelas yang saya ikuti pernyataan mengenai hal ini. Dia menyebutnya dengan TABUNGAN ENERGI POSITIF, yaa sudah barang tentu ada kebalikannya yang disebut dengan TABUNGAN ENERGI NEGATIF. Yang menarik adalah, bahwa tabungan tersebut dipastikan akan cair selama kita hidup di Dunia, sebab kalau di akhirat sudah barang tentu akan ada perhitungan dan balasan dari Allah sesuai dengan tabungan yang kita bawa saat menghadap-Nya

Tabungan energi POSITIF adalah semua hal baik yang kita lakukan, tanpa itung-itungan dan ihklas dan hal tersebut memberi manfaat kepada orang lain. hal baik sekecil apapun akan senantiasa terakumulasi menjadi tabungan kebaikan (tabungan energi positif).

Kita tidak usah berharap kapan Tuhan akan mencairkan tabungan kita, karena disaat kita ditimpa kesusahan, disaat kita memerlukan pertolongan, saat itulah TABUNGAN ERNERGI POSITIF kita dicairkan

Energi positif kita dapat dari perbuatan-perbuatan baik kita selama ini, disadari atau tidak, yang kecil atau yang besar, semua akan tersimpan sebagai tabungan energi positif. Sebaliknya, energi negatif kita kumpulkan dari hal-hal yang disadari atau tidak kita lakukan, misalnya mengeluh, ngomongin orang lain, berbuat jahat pada orang lain, melanggar larangan agama, malas-malasan dan sebagainya, semua akan terkumpul sebagai tabungan energi negatif.

Banyak cerita terjadi di sekitar kita, atau bahkan kita mengalami sendiri, dalam kondisi kepepet atau kondisi kita tidak berdaya, tiba-tiba kita dapat pertolongan dari orang lain yang tidak disangka-sangka. Anak akan melakukan kegiatan di sekolah dan memerlukan biaya besar, sampai hari terakhir pembayaran belum ada uang, tiba-tiba saja ada pertolongan tidak disangka-sangka. Percaya atau tidak pertolongan seperti itu akan selalu datang dan yang perlu diingat adalah pertolongan hanya akan datang bila kita punya tabungan energi positif.

Dan sebaliknya.... kita harus hati-hati kalau ternyata tabungan energi negatif kita banyak, karena pasti akan cair. Kalau tiba-tiba kaca mobil kita dicongkel orang dan barang-barang didalamnya hilang, kenapa harus mobil saya, sedangkan masih ada ratusan mobil yang lain, apa salah saya? Jawabannya adalah proses pencairan energi negatif. Walaupun kita sudah berhati-hati, eeeh tiba-tiba dompet kita raib diambil copet, yaaa betul itu cairnya energi negatif.

Beberapa waktu yang lalu, tetangga kehilangan mobil barunya, sudah sangat berhati-hati, namanya juag mobil baru, sudah memarkir kendaraan di tempat parkir yang benar, pagar digembok dan mobil sudang dipasang kunci stang. Mau menyalahkan Tuhan? menyalahkan orang lain? Atau merasa bahwa kehilangan mobil adalah musibah yang begitu besar. Selain mobil kita gak bisa kembali, menyesal dan marah-marah akan menghabiskan energi kita. Kejadian tersebut, menurut teori Prof zen tadi, disebut dengan PENCAIRAN ENERGI NEGATIF. Ya, adalah keburukan-keburukan kecil yang tanpa kita sadari kita lakukan, atau bahkan kejahatan atau bahkan dosa yang pernah kita lakukan baik snegaja atupun tidak. Hal tersebut akan terakumulasi yang dikemudian hari akan cari dalam bentuk apapun sebagai musibah.

Hitung-hitungan
Sebagian besar dari kita, termasuk saya, sering sekali hitung-hitungan setiap kali mengerjakan sesuatu. Sangat manusiawi dan masuk akal.

Tapi apakah hal itu dibenarkan hanya karena jamak dilakukan orang, atau justru seharusnya kita menjadi orang yang tidak berhitung dalam melakuka apapun. Lakukan saja sesuai kata hati, lakukan saja kalau kita mampu, lakukan saja kalau itu ada manfaat buat kita dan terutama buat orang lain.
  • Kalau saya rajin kerja, apakah saya akan naik gaji?
  • Kalau saya bantu kerjaan kamu, apa balasan yang mau kamu berikan?
  • Aku do'akan kamu dech, tapi jangan lupa doakan aku juga yaa....
  • Sudahlah, itu bukan kerjaan kita, harusnya dia yang kerjakan...
  • Gak ada gunanya rajin, mau rajin, mau kagak, gajinya segitu-segitu saja kan?
  • Ngapain saya kerjakan, orang lain juga gak ada yang peduli kok....

Bagaimana kalau kita balik pola pikir kita! Give dulu baru take. 
Tidak ada ruginya berbuat baik, tidak ada ruginnya bekerja keras, tidak ada ruginya membantu pekerjaan orang lain. Perbuatan baik, sekecil apapun akan kembali pada diri kita, sebagai tabungan energi positif.

Selain itu, semakin banyak yang kita kerjakan, semakin banyak belajar dan akhirnya semakin banyak ilmu yang Anda kuasai.

Teruslah berbuat baik meskipun tidak ada yang memperhatikan
Jadi mulai sekarang, mari terus berbuat baik, sekecil apapun itu. Tidak peduli ada yang memperhatikan atau tidak, ada yang menyuruh atau tidak, ada yang menilai atau tidak, teruslah berbuat baik, karena hal tersebut tidak akan hilang dan akan tersimpan sebagai energi positif yang Allah akan cairkan di saat kita sedang dalam kesusahan.
Secara profesional, apa yang kita lakukan akan menjadi reputasi, seperti apa diri kita di mata orang lain.

Pada tahun 2012, tepat 12 tahun saya berkarya di sebuah perusahaan retail besar di Indonesia. Dalam kondisi galau karena penghasilan tidak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan, kebijakan yang berubah-ubah, skema insentif yang PHP, top managemen yang saling seteru dan kondisi tidak mengenakkan lainnya.

Namun saya tetap bekerja profesional seperti biasanya. Tetap datang ke kantor lebih awal dari yang lainnya, tetap ringan tangan membantu bagian lain, tetap kreatif. Intinya saya tetap berbuat baik, sebaik-baiknya. Prinsip saya saat itu adalah ‘kalau kerjakeras saya tidak dilihat oleh bos saya, biarkan bos yang lain yang akan melihatnya’. Setelah setahun bertahan dalam kondisi galau, tepat bulan Agustus 2012 benar saja ada Bos dari Telkom yang melihat kerja keras saya, dan sayapun rela mengakhiri karir 12 tahun ini untuk pindah ke Telkom. Modal saya adalah reputasi baik, tabungan energy positif.

Semua yang akan kita lakukan akan menjadi catatan atau embel-embel dibelakang diri kita, yang siapapun akan melihat dan menilai kita dari embel-embel yang kita miliki tersebut – JR

Salam Tabungan Energi Positif

Salam Smart Life
Joko Ristono

FOKUS PADA 2 BATU BATA MIRING

Dalam buku ‘si cacing dan kotoran kesayangannya’, Ajahn Brahm membuka dengan artikel berjudul “dua bata jelek”. Makna dari cerita tersebut sangat dalam, menyentak hati siapa saja yang membacanya, menyadarkan betapa kita sering terlarut dalam kesedihan tidak berasalan.

Setelah membeli sebidang tanah untuk wihara, di tahun 1983, mereka jatuh bangrut, banyak hutang, tidak ada tempat tinggal, tidak ada bangunan di atas tanah tersebut, dan berminggu-minggu kemudian mereka hanya tidur di atas papan bekas pintu. Yang mereka prioritaskan adalah secepatnya membuat bangunan di atas sebidang tanah tersebut.

Karena tidak punya biaya, untuk membeli bahan-bahan saja sudah cukup mahal, akhirnya tidak ada pilihan lain kecuali para biksu mendadak menjadi tukang batu, belajar secepatnya bagaimana membuat pondasi, mengaduk semen, menata batu bata, memasang pipa, meletakkan atap, pokoknya semuanya. Singkat cerita kegiatan pembangunan dimulai. Ada yang bertugas jadi tukang kayu, ada bertugas mengaduk semen, ada yang bertugas menjadi tukang menyusun batu bata menjadi dinding bangunan.

Ternyata semua kegiatan jauh lebih sulit dibandingkan dari yang dipelajari, menyusun batu bata kelihatannya sangat mudah, taruh adukan semen secukupnya kemudian letakkan batu bata. Pukul-pukul dengan sekop agar rata dengan garis benang yang sudah dipasang, begitu teorinya mudah sekali. Saat dipukul bagian kiri, bagian kanan menyembul ke atas, begitu sebaliknya. Namun karena tidak ada pilihan lain, dan para biksu punya banyak waktu, dengan tekun mereka bekerja sebagai tukang dadakan. Lama kelamaan mulai sedikit mahir menyusun batu bata. Tidak terasa beberapa hari kemudian sudah berdiri tembok yang menjulang tinggi dari susunan batu bata. Dengan bangga sang biksu memandangi hasil kerjanya, luar biasa, ternyata sayapun bisa menjadi tukang batu, bagus sekali.

Sampai pada akhirnya sang biksu menemukan ada dua batu bata di bagian bawah yang tidak rata, miring, sangat kelihatan tidak rapi, waah jelek sekali hasil kerja saya ini. Diapun menghadap biksu kepala untuk membongkar tembok dan mengulanginya dari awal karena di bagian bawah ada 2 batu bata miring sehingga tembok ini jadi sangat jelek, menurutnya dia punya banyak waktu, nggak masalah kalau harus mengulang dari awal pekerjaannya. Biksu kepala bilang “tidak usah, biarkan saja temboknya seperti itu”.

Dua batu bata yang menghantui kehidupan
Saat wihara sudah setengah jadi, mulai banyak pengunjung yang datang. Ketika membawa tamu melewati tembok “dengan batu bata miring” sang biksu selalu berusaha menghindarkan para tamu agar tidak menemukan dan melihat dua batu bata miring, tentu para tamu akan bertanya ‘siapa orang bodoh yang membuat tembok ini?’ begitu pikirnya.

Demikian seterusnya, setiap ada tamu, dia berusaha menghindarkan dari “aib” dua batu bata miring tersebut. Hidupnya berjalan dengan dihantui rasa bersalah dan kebodohan yang telah dia buat menyusun dua batu bata miring. Menyedihkan.

Sampai akhirnya 4 bulan kemudia ada tamu yang berkomentar “tembok ini indah sekali” begitu komentar sang tamu. “Apa? Apakah kacamata Anda ketinggalan di mobil? Apakah penglihatan anda sedang terganggu? Ada tidak melihat ada dua batu bata miring yang telah merusak keseluruhan tembok ini?

Sang tamu menjawab “iya saya melihat, tapi saya juga melihat 998 bata rapi yang membuat tembok ini begitu indah” Sang biksu tertegun. Setelah 4 bulan akhirnya dia dia bisa melihat 998 batu bata lainnya selain dua batu bata miring itu.

Lebih banyak batu bata yang bagus
“Saya tidak bisa melihat fakta bahwa batu bata yang bagus jauh lebih banyak dibanding dua batu bata miring, itulah saya selalu berusaha agar orang lain jangan sampai melihatnya. Sekarang setelah 20 tahun berlalu, tembok itu tetap bediri tegap dan indah, bahkan saya lupa dimana persisnya letak dua batu bata miring itu”

Begitulah kira-kira kebanyakan dari kita melihat dunia. Selama ini yang membuat kita tidak bahagia, dan bahkan menyesai perkawinan hanya karena Anda melihat “dua batu bata miring” dalam istri Anda. Kejelekan dan kekurangan menjadi fokus perhatian, membuat kekecewaan, membuat marah, dan pada akhirnya tidak bahagia. Kesetiaan istri ketutup dengan cara berbusana yang tidak sesuai selera Anda, kerja keras istri mengurus rumah dan anak-anak ketutup dengan model rambut istri yang menurut Anda jadul, kemapuan istri tersiksa rasa bosan karena sehari-hari hanya di rumah tidak kelihatan di mata Anda.

Sebagai karyawan, sudah semestinya mengabdikan diri 100% tenaga dan pikiran kepada perusahaan, karena faktanya rejeki kita didapat melalui perusahaan tempan Anda bekerja. Namun berapa banyak karyawan malas-malasan, tidak antusias, demotivasi karena melihat ada kekurangan dalam perusahaan. Kalau tunjangan transportasi saya ditambah, saya akan bekerja mati-matian, kalau skema komisinya tidak seperti saat ini yang belih banyak merugikan karyawan, sudah pasti mereka akan meningkat produktivitasnya.

Karyawan fokus pada “dua batu bata miring” di dalam perusahaan, bukankan ada 998 batu bata bagus.

Setiap orang punya 998 batu bata bagus
Mari merubah cara pandang kita, dalam manajemen sering di sebut positive thinking. Awalnya susah untuk dilakukan, setelah berlatih dan terbiasa akan menjadi mudah. Seperti biksu yang tidak tahu menahu bagaiman menjadi tukang, akhirnya berhasil membuat sebuah bangunan dengan tembok yang indah.

Percayalah bahwa dalam diri manusia jauh lebih banyak batu bata bagus dibandingkan dengan batu bata miring, kita rubah fokus pada kelebihan-kelebihan bukan pada kekurangan. Melihat kekurangan berakibat buruk dan merugikan diri sendiri


Selamat mencoba



Salam Smart Life

Joko Ristono

MANUSIA SELALU BERPIKIR RUMIT ATAS HAL YANG SEDERHANA

Dalam suatu Training Managerial, kepada para peserta ditanyakan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pola pikir para peserta.
Bagaimana cara memasukkan gajah ke dalam Kulkas?
Para peserta saling berpandangan satu dengan yang lain, ketika diminta angkat tangan bagi yang bisa menjawab, tidak ada yang angkat tangan. Berarti seluruh peserta bingung dan mungkin berpikir:
  • Ukuran gajah kan lebih besar dari kulkas, tidak mungkin lah, ada-ada saja pertanyaannya
  • Belum pernah ada dalam sejarah gajah masuk kulkas
  • Gak ada gunanya, buat apa memasukkan gajah ke dalam kulkas
  • Gajahnya dipotong-potong jadi kecil dulu, dan mungkin diperlukan 2 kulkas untuk satu gajah
  • Nggak tahu
  • Dan berbagai pemikiran lainnya

Semakin bertambah usia, semakin banyak pengalaman hidup dan ilmu yang dimiliki, seseorang akan semakin banyak pertimbangan, menggali informasi saat mencari jawaban atas satu masalah. Apakah hal ini salah? Tentu saja tidak, justru demikian seharusnya agar menemukan solusi paling tetap.

Tapi dalam kasus petanyaan di atas, seharusnya tidak perlu mengakses informasi macam-macam, tidak perlu pusing cara detilnya bagaimana. Pertanyaan sederhana, yaa jawab dengan sederhana saja. Cara memasukkan gajah ke dalam kulkas adalah “buka kulkas, masukkan gajah, tutup kulkas”. Sesederhana itu.

Pola pikir penuh pertimbangan
Itulah gunanya kita harus terus menerus belajar, menambah ilmu, mengupdate informasi, memperkaya wawasan. Istilah saya di artikel yang lain, bahwa satu ilmu ibarat seperti anak kunci, semakin banyak ilmu semakin banyak kunci yang bisa digunakan untuk membuka gembok permasalahan yang beragam, tinggal disesuaikan kunci yang pas.

Ingat pada saat anak-anak, atau kalau tidak ingat, perhatikan bagaimana pola pikir anak kecil, spontan dan tanpa berpikir dalam memutuskan sesuatu. Ketika belajar berjalan, jatuh bangun lagi, jatuh bangun lagi, begitu seterusnya. Kenapa? Yaa anak kecil tahunya cuma satu hal, secara naluriah kalau jatuh ya bangun. Bedakan dengan orang dewasa, apakah masih bisa bersikap seperti anak kecil saat menghadapi masalah? Tidak. Terlalu banyak pertimbangan yang diakibatkan oleh kumpulan-kumpulan informasi yang didalam sebagai pengalaman hidup selama ini. Kalau jatuh, segera bangun yaa, tapi jangan jalan lagi, pengalaman yang sudah-sudah pada saat jatuh yang ke-2 akan terjadi luka, dan jatuh yang ke-3 bisa mengakibatkan kematian. Jadi tidak perlu dilanjutkan. Dan lagi malulah kalau jatuh lagi dan jatuh lagi, gak enak dilihat orang lain, Anda jadi orang lemah di mata orang lain.

Baca lagi kisah ikan mullet berikut: Seorang profesor melakukan percobaan dengan memasukkan ikan barracuda kedalam sebuah akuarium besar dan didalamnya juga dimasukkan ikan mullet (ikan kecil makanan untuk ikan barracuda tersebut) tetapi dalam akuarium tersebut dibatasi oleh sebuah kaca tembus pandang. Dan ketika ikan barracuda tersebut melihat ikan kecil tersebut dengan cepat ia menyerangnya dan apa yang terjadi ? ikan barracuda tersebut menabrak kaca pembatas tersebut, kemudian ikan barracuda tersebut mengulanginya hingga 3 kali sehingga ia merasa kesakitan. Akhirnya di barracuda menimpulkan bahwa MENGEJAR IKAN MULLET ITU MENYAKITKAN. Bahkan saat kaca pembatas sudah tidak ada sekalipun, barracuda tidak akan mengejar ikan mullet, karena berdasarkan pengalaman “mengejar ikan mullet itu menyakitkan”

Kumpulan informasi yang di dapat dari pengalaman hidup, kadang membuat kita menjadi barracuda.

Tetaplah menjadi spontan
Orang ‘pintar’ terlalu banyak pertimbangan sehingga tidak kunjung melangkah karena terlalu pandai menganalisis - Bob Sadino

Orang spontan tidak terlalu banyak berpikir, Action langsung. Just do it!

Lakukan saja apa yang menurut Anda bisa dilakukan, jangan terlalu banyak pertimbangan, bisa jadi waktu yang  paling tepat untuk melakukan adalah sekarang. Bagaimana jika gak jalan? bagaimana bila tidak sesua harapan? bagaimana jika biayanya besar? bagaimana jika tidak disupport? bagaimana jika ini / itu? Lupakan pertanyaan tersebut. Mark Zuckerberg bilang, jangan tunggu semua sempurna baru action, mulailah, seiring dengan waktu bisa dilakukan penyempurnaan.

Terlalu banyak berpikir kadang membuat kita  merasa takut karena melihat resiko, terlalu berhati-hati (jangan-jangan) atau bahkan membuat kita pesimis karena kita sangat lihai melihat ketidak-mungkinan. Pakailah pengalaman yang Anda, bahwa banyak hal yang awalnya terlihat tidak mungkin bisa saja terjadi. Andapun pasti sering mengalaminya. Ditambah lagi dengan keyakinan kita pada janji Tuhan, selama mau berusaha akan ada solusinya.

Tenjunlah, dan semua baik-baik saja

Terjun dari papan lompat ke kolam renang di bawah sering menjadi momok bagi anak-anak, bahkan kita yang dewasa juga sering takut-takut untuk melompat. Lompat saya, dijamin semua baik-baik saja kok. Menghadapi meeting presentasi ke direksi membuat Anda demam selama 2 hari sebelumnya, membuat tidak bisa tidur, bolak balik memperbaiki materi presentasi takut ada yang salah, merubah tampilan supaya bos terksesima. Saran saya, presentasi saja, apa yang kita takutkan tidak pernah terjadi, rasa takut hanya ada sebelum kita terjun. Jadi ya, melompat saja.

Salam Smart Life
Joko Ristono

JANGAN PERNAH MENJADI SEMPURNA

Kedengaran klise, namun faktanya Tuhan menciptakan semua mahkluk hidup dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, bahkan manusia yang merupakan makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna sekalipun pasti ada kekurangan. Ketidak sempurnaan hanya ada dalam persepsi, kenyataannya untuk bisa menjalani hidup dengan baik, dan mencapai kesuksesan tidak harus sempurna 100%.

Manusia ditakdirkan untuk tumbuh dan berkembang, ketidaksempurnaan membuat kita akan berusaha untuk menjadi lebih baik dengan mencari cara lain untuk menutupi kekurangan tersebut, ini merupakan takdir manusia sebagai makluk yang kreatif. Kodrat manusia untuk terus belajar dan mencari jalan keluar atas semua persoalan yang dihadapi.
Berpikir hanya tentang kesempurnaan justru akan membuat Anda kehilangan kenikmatan saat menjalani proses.

Fokus pada kelebihan
Kita sering mengamati orang-orang di sekeliling kita, di mata kita mereka tampil sempurna, mobil mewah, rumah besar, karir bagus, istri cantik, anak-anak yang cerdas. Dan pemandangan itu mengintimidasi Anda, menimbulkan perasaan minder dan underestimate diri sebagai pecundang. Kenapa dia begitu sempurna kehidupannya, sementara kehidupan saya begini-begini saja, hebat dia, apalah saya ini. Percaya tidak? Bahwa mereka melihat ke Anda dengan cara pandang yang sama, Anda begitu sempurna di mata mereka, bekerja biasa saja tidak tampak stress, tidak kepikiran dan makan hati dengan istri cantik, Anda begitu sempurna karena punya banyak waktu bercengkrama dengan keluarga. Sudahlah, masing-masing punya kelebihan sendiri..

Setiap orang di dunia ini pasti pernah melakukan kesalahan. Tak terkecuali saya, Anda, teman-teman Anda, para pimpinan perusahaan, gubernur, bahkan presiden sekalipun, pasti pernah membuat kesalahan selama masa hidupnya. Tidak ada yang salah dengan hal itu, kok. Justru sangat normal karena memang tidak ada manusia yang sempurna.

Ingat kisah nyata, seornag biksu yang seumur hidupnya kepikiran dengan dua batu miring di tembok yang dia buatnya. Dia tidak bisa melihat indahnya tembok, hanya karena dia menyadari ada kesalahan saat menyusun batu-bata menjadi tembok, yaitu ada dua batu bata miring. Merasa bersalah, merasa bodoh, dan berusaha menutupi bagian batu bata miring karena takut orang melihatnya dan bertanya ”siapa tukan yang menyusun batu bata ini, ceroboh sekali kerjanya”. Siapa yang peduli, siapa yang memperhatikan, dan 2 batu bata suma sebagian kecil dari keseluruhan tembok, sudahlah Anda hebat. Sementara masih ada ribuan batu bata yang tersusun dengan benar, yang kelihatan indah, tapi pandangan dan pikirannya hanya terfokus pada 2 batu bata miring.

Itulah kita..! mulai saat ini lupakan 2 batu bata miring tersebut, Anda masih punya ribuan batu bata yang tersusun rapi. Fokuslah pada kelebihan, lupakan kesalahan kecil, yang bahkan orang lain sama sekali tidak menyadarinya.

Jangan dijadikan pembenaran
Meskipun diakui bahwa manusia tempatnya salah, jangan bersembunyi di balik pernyataan ini, seolah-olah boleh melakukan kesalahan, bukankah berbuat salah adalah hal yang normal? Salah, bukan begitu pola pikirnya.

Ada beberapa hal yang hrus kita perhatikan, agar tidak semata berlindung di balik pernyataan tersebut:
  1. Tingkatkan selalu kompetensi. Bila kompetensi kita baik dan orang – orang di sekitar kita sudah mengakui, sehingga pada saat kita melakukan kesalahan, memang seharusnya melakukan kesalahan, bahkan mungkin orang lain akan melakukan kesalahan yang lebih besar
  2. Jangan membuat kesalahan yang fatal. Kesalahan yang disebabkan karena kecerobohan itu fatal, kesalahan yang terjadi karena tidak mau belajar itu fatal, kesalahan yang sama persis dengan kesalahan sebelumnya itu juga fatal.
  3. Jangan berharap orang lain memaklumi. Keras terhadap diri sendiri, berikan hukuman kepada diri sendiri bila membuat kesalahan, bukan sebaliknya justru Anda bersembunyi di balik kata-kata ‘manusia tidak ada yang sempurna’ dan merasa bahwa bisa seenaknya melakukan kesalahan dan berharap orang lain dapat memakluminya.

Nggak masalah jadi orang tidak sempurna (toh kenyataannya orang yang perfectionist justru lebih lambat pergerakkannya), dengan catatan kita  tetap harus selalu meningkatkan komptenesi, berusaha melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, dengan demikian kalau terjadi kesalahan adalah kesalahan kecil yang bisa segera diperbaiki

Salam Smart Life
Joko Ristono

SISIHKAN 10% UANGMU UNTUK BELI BUKU

Bantinglah otak untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya guna mencari rahasia besar yang terkandung di dalam benda besar yang bernama dunia ini, tetapi pasanglah pelita dalam hati sanubari, yaitu pelita kehidupan jiwa ( Al- Ghazali )

Sukses seseorang ditentukan oleh Perilaku, perilaku  ditentukan oleh pola pikir, pola pikir ditentukan oleh ilmu yang dimiliki, ilmu yang dimikili tergantung kemauan untuk terus belajar.

Emha Ainun Nadjib  menyampaikan “Apa gunanya ilmu kalau tidak memperluas jiwa seseorang sehingga ia berlaku seperti samudera yang menampung sampah-sampah. Apa gunanya kepandaian kalau tidak memperbesar kepribadian seseorang sehingga ia makin sanggup memahami orang lain?”

Jelas bahwa pribadi seseorang ditentukan oleh ilmu yang dimiliki. Biasanya semakin tinggi ilmunya, semakin bijaksana seseorang dan , semakin dalam ilmunya,
Konon di Jepang, profesi guru adalah profesi yang sangat dimuliakan dan para guru di Jepang mendapatkan Gaji selangit. Mereka sadar, ilmu pengetahuanlah yang membentuk seperti apa jadinya manusia, ilmu pengetahuan yang membuat negara Jepang maju luar biasa.

Ilmu dalam karir
Dalam 21 tahun saya berkarir di dunia kerja, saya belajar banyak hal. Melihat seseorang melejit menjadi direktur, mengamati staf yang 15 tahun kemudian masih menjadi staf, melihat seorang manager yang mampu dipindah dari bagian satu ke bagian yang lain yang berbeda, melihat penjualan melesat, pun mengamati penjualan yang turun, menemukan pemimpin yang meneduhkan, ada juga pemimpin yang hanya bisa marah-marah.

21 tahun berkarir, memberikan keyakinan saya, bahwa yang membedakan orang satu dengan yang lain adalah ilmu yang dimiliki, yang membedakan prestasi adalah ilmu yang dimiliki

Setiap permasalahan yang muncul diselesaikan dengan ilmu, setiap tantangan yang diberikan dijawab dengan ilmu, menyelesaikan pekerjaan dengan ilmu, menghadapi customer ada ilmunya, membuat strategy marketing pakai ilmu, memimpin meeting ada ilmunya, dan seterusnya.

Skill, Knowledge, Attitude
Sukses ditentukan oleh 3 hal ini: skill, knowledge dan attitude. Oleh karenanya, untuk sukses seseorang harus mempelajari ketiga ilmu tersebut. Contoh seorang sales mobil dia harus belajar skill, segala hal meliputi ketrampilah diri seperti bagaimana bicara dengan pelanggan, bagaimana membuat daftar calon pembeli, ketrampilan untuk menelepon sebelum kunjungan, ketrampilan cara meyakinkan calon pembeli, ketrampilan membuat laporan dan masih banyak lagi skill yang harus dimiliki seorang sales mobil. Kedua, knowledge, pengetahuan tentang pasar, tentang kompetitor, tentang produk yang dia jual, kelebihan dan kekurangan banding kompetitor, pengetahuan tentang pelanggan, pengetahuan tentang kondisi perusahaan, dan lainnya.

Apakah setelah menguasai skill dan knowledge untuk menjadi seorang sales mobil sudah cukup? Tentu saja belum, konon kedua ilmu ini hanya akan menentukan kesuksesan sebesar 20%, nah lho? Ya benar sekali, 80% nya lagi ditentukan oleh ilmu yang ketiga, Attitude. Sikap banyak sekali diajarkan oleh para motivator, bagaimana menjadi pribadi yang semangat, disiplin, optimis, pantang menyerah, rajin, mau belajar, ramah, lapang dada, rendah hati, dan banyak sikap positif lainnya. Anda bisa belajar juga dari rekan kerja, dari atasan, dari klien, dari orang-orang yang Anda ketemu di jalan, dari manapun, termasuk dari buku, dari website, blog.

Bayangkan seorang sales tadi, memiliki skill 100, knowledge juga 100, tapi dia tidak disiplin, sukses jualan? Tentu saja tidak, skill dan knowledge 100 tapi tidak sopan terhadap calon pelanggan, jualan? Tentu tidak. Attitude sangat penting.

Sisihkan 10% uangmu untuk beli buku
Pertama kali saya bekerja di PT Merck Indonesia sebagai medical representative di tahun 1994. Dalam sebuah training karyawan baru yang berlangsung 3 minggu, salah satu trainer yang merupakan bos saya waktu itu menyampaian satu hal, yang saya ingat dan saya berusaha lakukan sampai saat ini “kalau kalian mau sukses, sisihkan 10% gajimu untuk membeli buku”. Tidak perlu dijelaskan lagi, rasanya pernyataan ini sudah saya jelaskan panjang lebar di atas. Terjemahan dari pernyataan tersebut sebenarnya lebih luas dari sekedar ‘beli buku’, tapi menggunakan 10% penghasilan untuk menuntut ilmu atau pengembangan diri. Selain membeli buku, bisa untuk mengikuti seminar, mengikuti kursus, studi banding, pameran, dan hal lainnya yang mendatangkan ilmu. Termasuk dalam 10% adalah budget untuk hangout dengan temen-temen di luar jam kantor, di sanalah banyak ilmu yang akan didapat secara langsung dari obrolan.

Menguasai ilmu diluar job deskripsi
Beberapa kali saya selamat dalam karir karena hal ini, yaitu menguasai ilmu diluar ilmu yang diperlukan untuk pekerjaan saat ini. Contoh sebagai seorang CRM manager di Telkom, saya juga belajar mengenai people development, oleh karenanya saya diberikan pekerjaan Cuma-Cuma untuk pengembangan SDM di call center. Saya juga belajar mengenai customer care, termasuk belajar mengenai design grafis, sehingga walaupun saya seorang CRM manager sering dilibatkan untuk kegiatan membuat buku departemen customer care. Tidak ada ruginya belajar ilmu yang lain.

Meskipun pekerjaans aya selama ini adalah bertanggungjawab untuk menyusun strategy penjualan dan merealisasikannya, saya juag belajar mengenai publick speakin, belajar menjadi trainer, sehingga hal ini meningkatkan kredibilitas saya. Saya menguasai photoshop, dimana dalam kondisi kepepet, karena para design grafis banyak orderan, saya kerjakan sendiri sehingga tidak membuang waktu.


Terkahir, sebaik-baik ilmu adalah ilmu yang digunakan dan dibagikan kepada orang lain

Salam Smart Life
Joko Ristono

Kamis, 26 Mei 2016

MAU DAN PANTAS

Kalau ada pertanyaan "siapa yang mau sukses"? Sudah pasti jawabannya adalah semua orang ingin sukses. Pertanyaan selanjutnya adalah "apa makna kata sukses menurut Anda"?

Pertanyaan kedua, tentang makna kata sukses, jawabannya mulai beragam, ada yang bilang sukses itu: banyak uang, sukses itu: istri yang cantik, sukses itu: masuk surga, sukses itu: sehat jasmani dan rohani.. dan berbagai pemaknaan sukses lainnya. Sah-sah saja masing-masing orang punya interpretasi berbeda-beda.

Bagi saya sukses itu adalah ketika apa yang dicita-citakan atau ditargetkan tercapai. Misal, bila kita punya mimpi punya mobil, maka pada saat mobil itu akhirnya kita miliki maka saat itu kita telah sukses memiliki mobil. Ketika seseorang memiliki mimpi untuk menjadi direktur sebuah perusahaan, maka dia dibilang sukses pada saat telah berhasil mencapai posisi direktur. Ketika seorang bermimpi untuk membangun rumah yatim-piatu, maka pada saat rumah yatim itu terealisasi, maka dia disebut sukses. 

Sukses berawal dari Mimpi

Jika makna sukses itu berbeda untuk masing-masing orang, sebenarnya Sukses itu tergantung dari apa yang dicita-citakan. Sukses itu adalah milik orang yang punya cita-cita, dan sukses itu mereka dapat ketika cita-citanya terealisasi. Bagaimana dengan orang yang memiliki cita-cita yang rendah dibanding orang lain atau bahkan tidak memiliki cita-cita?


Besar-kecilnya cita-cita seseorang menunjukkan seberapa besar seseorang menghargai dirinya. Banyak orang yang underestimate terhadap kemampuan dirinya. Padahal begitu banyak literature dan ahli filsuf yang menyatakan, kita adalah apa yang kita pikirkan, kita akan menjadi persis seperti yang dicita-citakan.

Bisa dibayangkan apa jadinya orang yang berpikir dirinya kecil, maka jadilah dia orang kecil. Bukankan semua hal luar biasa yang ada di muka bumi ini semua berawal dari orang-orang yang memiliki pemikiran besar dan tidak pernah membatasi dirinya dengan apa yang sudah ada. Orang kecil nggak pernah bermimpi bisa terbang 100 tahun lalu, faktanya saat ini pesawat terbang merupakan teknologi yang dinikmati semua orang. Orang kecil tidak akan pernah berpikir bahwa dia bisa berbicara dengan orang lain dalam jarak ribuan atau jutaan meter darinya 50 tahun lalu. Faktanya kini hampir semua orang bisa berkomunikasi jarak jauh secara realtime menggunakan HP.


Oleh karenanya, sama-sama jadi orang sukses, jadilah orang sukses karena mencapai tujuan yang besar. Jadilah sukses atas pencapaian yang besar.


Sering melihat keatas

Sering melihat ke atas itu ada baiknya, karena dengan melihat keatas kita akan senantiasa memiliki semangat menjadi lebih baik, bahkan banyak orang sengaja punya hutang cicilan, karena dengan hal tersebut maka dengan terpaksa mereka bekerja lebih keras untuk bisa mambayar cicilan hutang.


Saya pernah cerita pada artikel sebelumnya, bahwa hidup kita tidak akan jauh berbeda dengan orang yang kita banyak bergaul dengannya. Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan seorang owner pabrik yang saat ini telah memiliki banyak PT untuk memasarkan produk-produk yang dia produksi. Dia bilang, bahwa untuk menjadi kaya, kobarkan 20% uang yang kamu miliki untuk modal bergaul dengan orang kaya, jagalah gengsi, ambil ilmu dari mereka dan jangan pelit meskipun mereka sudah lebih kaya dari kamu.

Kalau kita bergaul dengan direktur, hasil akhirnya kita akan menjadi direktur atau mendekati, sebaliknya kalau kita bergaul dengan para pengangguran maka kita dipastikan akan menjadi pengangguran pula, kalau kita bergaul dengan orang-orang yang bergaji 50 juta per bulan, sementara gaji kita 10 koma (tanggal 10 sudah koma) hahahaha... niscaya kita akan memiliki gaji jauh lebih baik meskipun tidak 50 juta.

Dalam seminarnya, James Kwee pernah menyampaikan hal ini, kita akan menjadi seperti 8 orang yang mana Anda paling banyak menghabiskan waktu bersamanya. Jadi mulai sekarang hati-hati dengan pergaulan.

Semua orang Mau Untuk sukses
Pertanyaannya adalah, apakah semua orang pantas untuk sukses? Tentu saja tidak, ada yang membedakan antara orang yang sukses dan gagal. Sukses akan datang ketika diri kita pantas mendapatkan. Kalau begitu, bagaimana supaya pantas untuk sukses?

Memantaskan diri adalah dengan cara: Memiliki mimpi, kerjakeras, kemauan kuat untuk belajar, mental positif, kerja cerdas, ihklas, memiliki hati yang luas, disiplin. Intinya, bahwa 80% sukses itu ditentukan oleh attitude (20% skill dan knowledge).

Muhammad Al Fatih
Suatu hari seorang anak kecil diajak jalan-jalan oleh ayahnya, dan sang ayah menceritakan sebuah kisah yang besar.

Sang ayah ini berkata, “nak lihat lah kerajaan itu, itu kerajaan yang menjadi dambaan semua pemimpin umat Islam untuk ditaklukan, semua pemimpin berlomba-lomba untuk menjadi sebagai orang yang menaklukanya namun dari generasi ke generasi belum ada yang mampu menaklukannya, dan termasuk ayah mu ini juga menginginka bisa menaklukan kerjaan tersebut, namun hingga kini bapak belum mampu menaklukanya. Nak bapak inging engkau bisa meneruskan perjuangan bapak dan menjadi orang yang menaklukan kerajaan tersebut”.

Sang Anak-pun menjadi sangat penasaran, lalu dia pun bertanya kepada ayahnya, “ayah apa gerangan yang membuat para pemimpin muslim ingin menaklukan kerajaan tersebut?”

Ayah dengan semangat menjawab, “ketahuilah anak ku, Rasulullah Saw berpesan bahawa Kota konstantinopel akan jatu ke tangan Islam, dan pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada dibawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan”.

Anak kecil itu pun menjawab dengan penuh ketegasan dan semangat,
“baik ayah maka mulai detik ini aku akan memantaskan diri untuk menjadi pemimpin yang terbaik, agar diriku menjadi pemimpin yang disebutkan oleh Rasulullah Saw, pemimpin yang akan menaklukan kota tersebut.”

Sejak saat itu anak kecil itu terus giat belajar dan berlatih, dan beribadah.
Itulah sedikit kisah Muhammad Al-Fattih yang memantaskan diri untuk menjadi pemimpin yang hebat. Kepantasan yang kelak menjadikannya seorang pemuda dan juga pemimpin yang hebat yang menaklukan kota konstantinopel.

Salam Smart Life
Joko Ristono