Jumat, 27 Mei 2016

JANGAN PERNAH MENJADI SEMPURNA

Kedengaran klise, namun faktanya Tuhan menciptakan semua mahkluk hidup dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, bahkan manusia yang merupakan makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna sekalipun pasti ada kekurangan. Ketidak sempurnaan hanya ada dalam persepsi, kenyataannya untuk bisa menjalani hidup dengan baik, dan mencapai kesuksesan tidak harus sempurna 100%.

Manusia ditakdirkan untuk tumbuh dan berkembang, ketidaksempurnaan membuat kita akan berusaha untuk menjadi lebih baik dengan mencari cara lain untuk menutupi kekurangan tersebut, ini merupakan takdir manusia sebagai makluk yang kreatif. Kodrat manusia untuk terus belajar dan mencari jalan keluar atas semua persoalan yang dihadapi.
Berpikir hanya tentang kesempurnaan justru akan membuat Anda kehilangan kenikmatan saat menjalani proses.

Fokus pada kelebihan
Kita sering mengamati orang-orang di sekeliling kita, di mata kita mereka tampil sempurna, mobil mewah, rumah besar, karir bagus, istri cantik, anak-anak yang cerdas. Dan pemandangan itu mengintimidasi Anda, menimbulkan perasaan minder dan underestimate diri sebagai pecundang. Kenapa dia begitu sempurna kehidupannya, sementara kehidupan saya begini-begini saja, hebat dia, apalah saya ini. Percaya tidak? Bahwa mereka melihat ke Anda dengan cara pandang yang sama, Anda begitu sempurna di mata mereka, bekerja biasa saja tidak tampak stress, tidak kepikiran dan makan hati dengan istri cantik, Anda begitu sempurna karena punya banyak waktu bercengkrama dengan keluarga. Sudahlah, masing-masing punya kelebihan sendiri..

Setiap orang di dunia ini pasti pernah melakukan kesalahan. Tak terkecuali saya, Anda, teman-teman Anda, para pimpinan perusahaan, gubernur, bahkan presiden sekalipun, pasti pernah membuat kesalahan selama masa hidupnya. Tidak ada yang salah dengan hal itu, kok. Justru sangat normal karena memang tidak ada manusia yang sempurna.

Ingat kisah nyata, seornag biksu yang seumur hidupnya kepikiran dengan dua batu miring di tembok yang dia buatnya. Dia tidak bisa melihat indahnya tembok, hanya karena dia menyadari ada kesalahan saat menyusun batu-bata menjadi tembok, yaitu ada dua batu bata miring. Merasa bersalah, merasa bodoh, dan berusaha menutupi bagian batu bata miring karena takut orang melihatnya dan bertanya ”siapa tukan yang menyusun batu bata ini, ceroboh sekali kerjanya”. Siapa yang peduli, siapa yang memperhatikan, dan 2 batu bata suma sebagian kecil dari keseluruhan tembok, sudahlah Anda hebat. Sementara masih ada ribuan batu bata yang tersusun dengan benar, yang kelihatan indah, tapi pandangan dan pikirannya hanya terfokus pada 2 batu bata miring.

Itulah kita..! mulai saat ini lupakan 2 batu bata miring tersebut, Anda masih punya ribuan batu bata yang tersusun rapi. Fokuslah pada kelebihan, lupakan kesalahan kecil, yang bahkan orang lain sama sekali tidak menyadarinya.

Jangan dijadikan pembenaran
Meskipun diakui bahwa manusia tempatnya salah, jangan bersembunyi di balik pernyataan ini, seolah-olah boleh melakukan kesalahan, bukankah berbuat salah adalah hal yang normal? Salah, bukan begitu pola pikirnya.

Ada beberapa hal yang hrus kita perhatikan, agar tidak semata berlindung di balik pernyataan tersebut:
  1. Tingkatkan selalu kompetensi. Bila kompetensi kita baik dan orang – orang di sekitar kita sudah mengakui, sehingga pada saat kita melakukan kesalahan, memang seharusnya melakukan kesalahan, bahkan mungkin orang lain akan melakukan kesalahan yang lebih besar
  2. Jangan membuat kesalahan yang fatal. Kesalahan yang disebabkan karena kecerobohan itu fatal, kesalahan yang terjadi karena tidak mau belajar itu fatal, kesalahan yang sama persis dengan kesalahan sebelumnya itu juga fatal.
  3. Jangan berharap orang lain memaklumi. Keras terhadap diri sendiri, berikan hukuman kepada diri sendiri bila membuat kesalahan, bukan sebaliknya justru Anda bersembunyi di balik kata-kata ‘manusia tidak ada yang sempurna’ dan merasa bahwa bisa seenaknya melakukan kesalahan dan berharap orang lain dapat memakluminya.

Nggak masalah jadi orang tidak sempurna (toh kenyataannya orang yang perfectionist justru lebih lambat pergerakkannya), dengan catatan kita  tetap harus selalu meningkatkan komptenesi, berusaha melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, dengan demikian kalau terjadi kesalahan adalah kesalahan kecil yang bisa segera diperbaiki

Salam Smart Life
Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 27 Mei 2016

JANGAN PERNAH MENJADI SEMPURNA

Kedengaran klise, namun faktanya Tuhan menciptakan semua mahkluk hidup dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, bahkan manusia yang merupakan makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna sekalipun pasti ada kekurangan. Ketidak sempurnaan hanya ada dalam persepsi, kenyataannya untuk bisa menjalani hidup dengan baik, dan mencapai kesuksesan tidak harus sempurna 100%.

Manusia ditakdirkan untuk tumbuh dan berkembang, ketidaksempurnaan membuat kita akan berusaha untuk menjadi lebih baik dengan mencari cara lain untuk menutupi kekurangan tersebut, ini merupakan takdir manusia sebagai makluk yang kreatif. Kodrat manusia untuk terus belajar dan mencari jalan keluar atas semua persoalan yang dihadapi.
Berpikir hanya tentang kesempurnaan justru akan membuat Anda kehilangan kenikmatan saat menjalani proses.

Fokus pada kelebihan
Kita sering mengamati orang-orang di sekeliling kita, di mata kita mereka tampil sempurna, mobil mewah, rumah besar, karir bagus, istri cantik, anak-anak yang cerdas. Dan pemandangan itu mengintimidasi Anda, menimbulkan perasaan minder dan underestimate diri sebagai pecundang. Kenapa dia begitu sempurna kehidupannya, sementara kehidupan saya begini-begini saja, hebat dia, apalah saya ini. Percaya tidak? Bahwa mereka melihat ke Anda dengan cara pandang yang sama, Anda begitu sempurna di mata mereka, bekerja biasa saja tidak tampak stress, tidak kepikiran dan makan hati dengan istri cantik, Anda begitu sempurna karena punya banyak waktu bercengkrama dengan keluarga. Sudahlah, masing-masing punya kelebihan sendiri..

Setiap orang di dunia ini pasti pernah melakukan kesalahan. Tak terkecuali saya, Anda, teman-teman Anda, para pimpinan perusahaan, gubernur, bahkan presiden sekalipun, pasti pernah membuat kesalahan selama masa hidupnya. Tidak ada yang salah dengan hal itu, kok. Justru sangat normal karena memang tidak ada manusia yang sempurna.

Ingat kisah nyata, seornag biksu yang seumur hidupnya kepikiran dengan dua batu miring di tembok yang dia buatnya. Dia tidak bisa melihat indahnya tembok, hanya karena dia menyadari ada kesalahan saat menyusun batu-bata menjadi tembok, yaitu ada dua batu bata miring. Merasa bersalah, merasa bodoh, dan berusaha menutupi bagian batu bata miring karena takut orang melihatnya dan bertanya ”siapa tukan yang menyusun batu bata ini, ceroboh sekali kerjanya”. Siapa yang peduli, siapa yang memperhatikan, dan 2 batu bata suma sebagian kecil dari keseluruhan tembok, sudahlah Anda hebat. Sementara masih ada ribuan batu bata yang tersusun dengan benar, yang kelihatan indah, tapi pandangan dan pikirannya hanya terfokus pada 2 batu bata miring.

Itulah kita..! mulai saat ini lupakan 2 batu bata miring tersebut, Anda masih punya ribuan batu bata yang tersusun rapi. Fokuslah pada kelebihan, lupakan kesalahan kecil, yang bahkan orang lain sama sekali tidak menyadarinya.

Jangan dijadikan pembenaran
Meskipun diakui bahwa manusia tempatnya salah, jangan bersembunyi di balik pernyataan ini, seolah-olah boleh melakukan kesalahan, bukankah berbuat salah adalah hal yang normal? Salah, bukan begitu pola pikirnya.

Ada beberapa hal yang hrus kita perhatikan, agar tidak semata berlindung di balik pernyataan tersebut:
  1. Tingkatkan selalu kompetensi. Bila kompetensi kita baik dan orang – orang di sekitar kita sudah mengakui, sehingga pada saat kita melakukan kesalahan, memang seharusnya melakukan kesalahan, bahkan mungkin orang lain akan melakukan kesalahan yang lebih besar
  2. Jangan membuat kesalahan yang fatal. Kesalahan yang disebabkan karena kecerobohan itu fatal, kesalahan yang terjadi karena tidak mau belajar itu fatal, kesalahan yang sama persis dengan kesalahan sebelumnya itu juga fatal.
  3. Jangan berharap orang lain memaklumi. Keras terhadap diri sendiri, berikan hukuman kepada diri sendiri bila membuat kesalahan, bukan sebaliknya justru Anda bersembunyi di balik kata-kata ‘manusia tidak ada yang sempurna’ dan merasa bahwa bisa seenaknya melakukan kesalahan dan berharap orang lain dapat memakluminya.

Nggak masalah jadi orang tidak sempurna (toh kenyataannya orang yang perfectionist justru lebih lambat pergerakkannya), dengan catatan kita  tetap harus selalu meningkatkan komptenesi, berusaha melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, dengan demikian kalau terjadi kesalahan adalah kesalahan kecil yang bisa segera diperbaiki

Salam Smart Life
Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar