Senin, 16 Februari 2015

REAL MEN MAKE GREAT DECISION

Hidup itu dijalani saja, seperti  air mengalir!
Begitu kira-kira kata banyak orang bijak. Setuju sih! Mungkin maksudnya jangan terlalu dipusingkan, jalani saja, jangan dibuat stress! Tapi kalau dipikir-pikir lebih dalam, rasanya kata-kata tersebut bisa menyesatkan bagi yang salah menafsirkan. Tersirat kata pasrah, tidak harus mati-matian berusaha, takdir hidup sudah ditentukan buat apa berkerja keras, jalani saja, tidak perlu dipusingkan, tidak ambisius dan makna negatif lain-lainnya...

Biarkan hidup mengalir seperti air, kalau demikian adanya... hati-hati loo, karena yang biasa dibawa oleh air mengalir adalah kotoran... hehehe bayangkan kalau hidup mengikuti air mengalir, siapa diri kita?

Sementara itu, hidup adalah milik para pejuang, pejuang yang memiliki mimpi, pejuang yang telah menentukan jalan hidup, pejuang yang berprinsip, pejuang yang memiliki rencana jelas! Pejuang tidak akan mengalir seperti alir, pejuang menentang arus, anti mainstream, tidak ikut-ikutan, punya kayakinan...

Seorang memiliki rencana dan target yang jelas akan melakukan segala cara untuk merealisasikannya. Hati-hati dengan “segala cara” yang saya maksud, bukan menghalalkan segala cara, tapi hanya cara-cara kreatif, punya plan a sampai z, rencana tindakan yang tidak mengorbankan orang lain.

Ketika seorang pria menetapkan tujuan atau target tahunan, dia memiliki kesepakatan dengan keluarga, anak dan istri, untuk merealisasikan beberapa target! Semua target yang ditetapkan menjadi prioritas untuk diwujudkan, mulai dari umroh bersama keluarga, renovasi rumah, target prestasi sekolah anak, mobil baru untuk istri, menambah jumlah anak yatim yang disantuni dan target lainnya. Konsekuensi dari target adalah tersedianya sejumlah rupiah yang tentunya tidak sedikit, jumlah uang yang akan memaksanya bekerja keras dan di tempat yang tepat! Ingat... Target ditetapkan harus jauh diatas kemampuan yang saat ini dimiliki, hal inilah yang akan  membuat seseorang berkembang karena berupaya lebih keras melakukan hal belum pernah dilakukan sebelumnya. Einstein bilang “hanya orang gila yang menginginkan hasil berbeda dengan upaya yang sama”. Mario Teguh bilang “target itu adalah hal yang besar yang secara hitungan tidak bisa dicapai dengan kondisi saat ini.

Kembali ke si Pria tadi, dia akan mulai menghitung keuangannya, apakah gaji dan penghasilan dari pekerjaan yang sekarang memungkinkan untuk merealisasikan target? Harusnya tidak mencukupi, sebab kalau mencukupi berarti target terlalu kecil. Secara hitungan penghasilan tidak mendukung! Apa yang dilakukan? Pertama, menghadap bos, meceritakan target pribadi dibandingkan dengan penghasilan, dan mulai melakukan negosiasi! Yang perlu diingat hanya bila memiliki kompetensi yang bisa dijualah yang berhak untuk melakukan negosiasi, bahasa kerennya “ngaca dulu”... Apa jawaban Bos? “oh tidak bisa, kondisi perusahaan tidak memungkinkan, mohon maaf”. Si pria pun mulai memikirkan cara lain! Kedua, si pria harus mencari pekerjaan lain dengan penghasilan yang memungkinkan untuk merealisasikan target pribadi. Dalam hal ini “ngaca dulu” lagi! Pekerjaan memeang banyak, tapi belum tentu sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Ketiga, cari penghasilan sampingan tanpa meninggalkan pekerjaan. Hal ini biasanya tidak berhasil, karena hanya dengan fokus makan seseorang bisa memberikan performa maksimal. Dan masih ada pilihan terakhir, yaitu memangkas Target! Saya sama sekali tidak menganjurkan cara ke-empat.

Intinya, seorang pria harus mewujudkan mimpinya, dan untuk mewujudkan mimpi dia harus membuat keputusan besar!

Salam Smart Life
Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 16 Februari 2015

REAL MEN MAKE GREAT DECISION

Hidup itu dijalani saja, seperti  air mengalir!
Begitu kira-kira kata banyak orang bijak. Setuju sih! Mungkin maksudnya jangan terlalu dipusingkan, jalani saja, jangan dibuat stress! Tapi kalau dipikir-pikir lebih dalam, rasanya kata-kata tersebut bisa menyesatkan bagi yang salah menafsirkan. Tersirat kata pasrah, tidak harus mati-matian berusaha, takdir hidup sudah ditentukan buat apa berkerja keras, jalani saja, tidak perlu dipusingkan, tidak ambisius dan makna negatif lain-lainnya...

Biarkan hidup mengalir seperti air, kalau demikian adanya... hati-hati loo, karena yang biasa dibawa oleh air mengalir adalah kotoran... hehehe bayangkan kalau hidup mengikuti air mengalir, siapa diri kita?

Sementara itu, hidup adalah milik para pejuang, pejuang yang memiliki mimpi, pejuang yang telah menentukan jalan hidup, pejuang yang berprinsip, pejuang yang memiliki rencana jelas! Pejuang tidak akan mengalir seperti alir, pejuang menentang arus, anti mainstream, tidak ikut-ikutan, punya kayakinan...

Seorang memiliki rencana dan target yang jelas akan melakukan segala cara untuk merealisasikannya. Hati-hati dengan “segala cara” yang saya maksud, bukan menghalalkan segala cara, tapi hanya cara-cara kreatif, punya plan a sampai z, rencana tindakan yang tidak mengorbankan orang lain.

Ketika seorang pria menetapkan tujuan atau target tahunan, dia memiliki kesepakatan dengan keluarga, anak dan istri, untuk merealisasikan beberapa target! Semua target yang ditetapkan menjadi prioritas untuk diwujudkan, mulai dari umroh bersama keluarga, renovasi rumah, target prestasi sekolah anak, mobil baru untuk istri, menambah jumlah anak yatim yang disantuni dan target lainnya. Konsekuensi dari target adalah tersedianya sejumlah rupiah yang tentunya tidak sedikit, jumlah uang yang akan memaksanya bekerja keras dan di tempat yang tepat! Ingat... Target ditetapkan harus jauh diatas kemampuan yang saat ini dimiliki, hal inilah yang akan  membuat seseorang berkembang karena berupaya lebih keras melakukan hal belum pernah dilakukan sebelumnya. Einstein bilang “hanya orang gila yang menginginkan hasil berbeda dengan upaya yang sama”. Mario Teguh bilang “target itu adalah hal yang besar yang secara hitungan tidak bisa dicapai dengan kondisi saat ini.

Kembali ke si Pria tadi, dia akan mulai menghitung keuangannya, apakah gaji dan penghasilan dari pekerjaan yang sekarang memungkinkan untuk merealisasikan target? Harusnya tidak mencukupi, sebab kalau mencukupi berarti target terlalu kecil. Secara hitungan penghasilan tidak mendukung! Apa yang dilakukan? Pertama, menghadap bos, meceritakan target pribadi dibandingkan dengan penghasilan, dan mulai melakukan negosiasi! Yang perlu diingat hanya bila memiliki kompetensi yang bisa dijualah yang berhak untuk melakukan negosiasi, bahasa kerennya “ngaca dulu”... Apa jawaban Bos? “oh tidak bisa, kondisi perusahaan tidak memungkinkan, mohon maaf”. Si pria pun mulai memikirkan cara lain! Kedua, si pria harus mencari pekerjaan lain dengan penghasilan yang memungkinkan untuk merealisasikan target pribadi. Dalam hal ini “ngaca dulu” lagi! Pekerjaan memeang banyak, tapi belum tentu sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Ketiga, cari penghasilan sampingan tanpa meninggalkan pekerjaan. Hal ini biasanya tidak berhasil, karena hanya dengan fokus makan seseorang bisa memberikan performa maksimal. Dan masih ada pilihan terakhir, yaitu memangkas Target! Saya sama sekali tidak menganjurkan cara ke-empat.

Intinya, seorang pria harus mewujudkan mimpinya, dan untuk mewujudkan mimpi dia harus membuat keputusan besar!

Salam Smart Life
Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar