Jumat, 31 Maret 2017

NEGERI SERIBU INSTAN

Sore ini saya mendapatkan share artikel di grup WA “Jangan Takut Pensiun – JTP”, kok pas banget dengan yang saya pikirkan, hanya karena belum ada waktu buat nulis… eeeeh tiba-tiba sudah ada yang nulis artikel kereen ini. Yuuk disimak:

Negeri Seribu Instan - Reni. K. Ashuri
Bukan Indonesia namanya, jika (mayoritas) rakyatnya menyukai sesuatu yang terencana. Ya, di negara ini hampir semua rakyatnya, maunya serbaaaa instan!

Mau makan, cari yang instan. Mau cantik, cari yang instan. Mau sehat, cari pengobatan instan. Nggak peduli apakah yang instan2 itu baik atau tidak untuk dirinya. Yang penting cepet tersaji, cepet cantik, cepet sehat. Kalo perlu, lakukan sekarang, daaaan...'eng ing eeeng'... saat ini juga bisa terlihat hasilnya. Waaaw!

Bisnis pun tak luput dari proyek instan. Baru buka usaha, udah mau dapet untung, GEDE lagi maunya, hehehe... πŸ˜€πŸ˜€. Pengen cepet balik modal. Pengen cepet bisa 'financial freedom'. Kalo perlu tinggal tunjuk tangan, sim salabim!! Duit udah ajeg di pundi2 yang disiapkan. Azzzeeeek.. πŸ˜€πŸ˜€

Begitu pula jika terjadi hambatan bisnis. Maunya cari konsultan instan. Konsultan yang langsung bisa meroketkan omzet. Makin meyakinkan untuk memberikan janji hasil yang cepat, maka makin dicarilah jasa konsultan itu. Tak peduli, dengan cara bagaimana, yang penting bisa memberikan hasil secepat kilat! Dhuaarrr!! ⚡⚡⚡

Dan masih banyak lagi hal2 yang serba instan lainnya. Lihatlah berbagai promo untuk iklan produk dan jasa. Berlomba2 menarik pembeli dengan iming2 layanan serba 'instan'. Hingga rasanya pantas jika  negeri ini mendapat sebutan 'Negeri Seribu Instan'. Begitu paling tidak menurut saya, hehe 😎😎

Ya, budaya instan. Budaya 'ujug-ujug'. Atau budaya 'mak bedhundhuk', kata orang jawa bilang πŸ˜€πŸ˜€. Budaya berpikir cepat, yang terkadang tak disertai rasionalitas. Apapun harus cepat, demi memenuhi hasrat hati merasa puas.

Duhai sahabat, apakah gerangan yang dilupakan di negeri ini? Mungkin kita lupa, bahwa hidup yang kita miliki ini melalui sebuah proses. Dan kita mungkin lupa, bahwa kita perlu waktu, perlu kesabaran dalam menjalani proses tersebut.

Alam ini pun diciptakan Allaah, dengan sebuah proses. Bukan dengan 'ujug2', seketika alam semesta ini ada. Bumi, langit dan benda semesta lainnya, diciptakan melalui sebuah proses, yang tidak sebentar, bahkan butuh ribuan atau bahkan jutaan tahun! Dan kita, sebagai manusia, juga tak luput dari sebuah proses. Ya, sebuah proses penciptaan. Mengalami sebuah proses tumbuh kembang. Dari janin hingga saat ini kita dewasa.

Dan, sadarilah sahabat, bahwa apa yang kita dapatkan hari ini, adalah hasil dari proses yang telah kita jalani selama bertahun2. Bukan dari hasil sesaat. Bukan dari hasil kerja kita kemarin sore, atau minggu lalu. Apa yang kita tanam, itulah yang kita petik.

Dan, saat kita ingin mengubahnya menjadi hasil berbeda. Ingin berbuah hasil yang 'cetar' seperti yang kita inginkan. Namun tanpa mau ada perubahan proses yang kita harus jalani. Tanpa berpikir, bahwa jika ingin 'berbuah' baik maka kita harus menanam bibit yang baik, perawatan yang baik. Sementara kita hanya ingin semua berubah seketika, tanpa melalui proses??!! Whoalaa, perfecto!! πŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘Œ

Duhai, sahabat. Apa gerangan yang membuat kita selalu tergesa-gesa? Selalu ingin terburu2 untuk cepat mendapat hasil? Padahal bisa jadi, kita belum merencanakan tujuan dengan jelas. Belum mengerjakan perubahan dengan maksimal. Belum melakukan perubahan itu secara istiqomah dan terus menerus.

Ketahuilah, sahabat. Sifat tergesa2 atau terburu2 itu, adalah sifat tercela dan dilarang dalam agama Islam. Rasulullah bersabda : Tergesa-gesa adalah termasuk perbuatan setan” (HR Tirmidzi). Ya, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk selalu tenang, sabar, dan dalam perencanaan yang baik. Bukan dengan ketergesa2an. Karena hal ini hanya akan menimbulkan banyak penyesalan, kekecewaan dan keputusasaan, dikemudian hari.

Mulailah membangun sesuatu dari pondasi yang kuat. Bukan langsung naik ke 'atap'. Apa jadinya jika sebuah bangunan yang langsung membangun tiang atau atapnya, tanpa pondasi yang kuat? Ya, tentu, bisa saja bangunan itu berdiri. Namun tinggal menunggu waktu, kapan bangunan itu roboh, bukan?

Nah, sahabat, begitu pula dengan bisnis ataupun hal2 lain dalam hidup kita. Mulailah dari perencanaan yang baik. Bangun tahap demi tahap secara istiqomah. Insya Allaah, hasil yang terbuat dari proses yang baik, akan membawa hasil yang baik pula.

Yuk, mulai saat ini kita mulai merencanakan segala hal dengan baik. Tenang dan sabar dalam menjalaninya. Jangan lupa untuk selalu berdoa, dan  berprasangka baik pada Allaah. Semoga, Allaah selalu memberikan kekuatan kita. Agar istiqomah dalam melakukan semua rencana, atas nama ibadah. Dan semoga Allaah meridhoi apa yang telah kita kerjakan, Aamiin Ya Robbal 'aalamiin.

Salaam penuh keberkahan,
Reni. K. Ashuri
Sharia Financial and Business Coach

Nikmati artikel menarik lainnya di:

SSalam Smart Life
Joko Ristono

#biasakanberpikirproses
#sabardalamberproses
#adaprosesdalambisnis
#sabardalamberbisnis
#prosesmenujukebaikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 31 Maret 2017

NEGERI SERIBU INSTAN

Sore ini saya mendapatkan share artikel di grup WA “Jangan Takut Pensiun – JTP”, kok pas banget dengan yang saya pikirkan, hanya karena belum ada waktu buat nulis… eeeeh tiba-tiba sudah ada yang nulis artikel kereen ini. Yuuk disimak:

Negeri Seribu Instan - Reni. K. Ashuri
Bukan Indonesia namanya, jika (mayoritas) rakyatnya menyukai sesuatu yang terencana. Ya, di negara ini hampir semua rakyatnya, maunya serbaaaa instan!

Mau makan, cari yang instan. Mau cantik, cari yang instan. Mau sehat, cari pengobatan instan. Nggak peduli apakah yang instan2 itu baik atau tidak untuk dirinya. Yang penting cepet tersaji, cepet cantik, cepet sehat. Kalo perlu, lakukan sekarang, daaaan...'eng ing eeeng'... saat ini juga bisa terlihat hasilnya. Waaaw!

Bisnis pun tak luput dari proyek instan. Baru buka usaha, udah mau dapet untung, GEDE lagi maunya, hehehe... πŸ˜€πŸ˜€. Pengen cepet balik modal. Pengen cepet bisa 'financial freedom'. Kalo perlu tinggal tunjuk tangan, sim salabim!! Duit udah ajeg di pundi2 yang disiapkan. Azzzeeeek.. πŸ˜€πŸ˜€

Begitu pula jika terjadi hambatan bisnis. Maunya cari konsultan instan. Konsultan yang langsung bisa meroketkan omzet. Makin meyakinkan untuk memberikan janji hasil yang cepat, maka makin dicarilah jasa konsultan itu. Tak peduli, dengan cara bagaimana, yang penting bisa memberikan hasil secepat kilat! Dhuaarrr!! ⚡⚡⚡

Dan masih banyak lagi hal2 yang serba instan lainnya. Lihatlah berbagai promo untuk iklan produk dan jasa. Berlomba2 menarik pembeli dengan iming2 layanan serba 'instan'. Hingga rasanya pantas jika  negeri ini mendapat sebutan 'Negeri Seribu Instan'. Begitu paling tidak menurut saya, hehe 😎😎

Ya, budaya instan. Budaya 'ujug-ujug'. Atau budaya 'mak bedhundhuk', kata orang jawa bilang πŸ˜€πŸ˜€. Budaya berpikir cepat, yang terkadang tak disertai rasionalitas. Apapun harus cepat, demi memenuhi hasrat hati merasa puas.

Duhai sahabat, apakah gerangan yang dilupakan di negeri ini? Mungkin kita lupa, bahwa hidup yang kita miliki ini melalui sebuah proses. Dan kita mungkin lupa, bahwa kita perlu waktu, perlu kesabaran dalam menjalani proses tersebut.

Alam ini pun diciptakan Allaah, dengan sebuah proses. Bukan dengan 'ujug2', seketika alam semesta ini ada. Bumi, langit dan benda semesta lainnya, diciptakan melalui sebuah proses, yang tidak sebentar, bahkan butuh ribuan atau bahkan jutaan tahun! Dan kita, sebagai manusia, juga tak luput dari sebuah proses. Ya, sebuah proses penciptaan. Mengalami sebuah proses tumbuh kembang. Dari janin hingga saat ini kita dewasa.

Dan, sadarilah sahabat, bahwa apa yang kita dapatkan hari ini, adalah hasil dari proses yang telah kita jalani selama bertahun2. Bukan dari hasil sesaat. Bukan dari hasil kerja kita kemarin sore, atau minggu lalu. Apa yang kita tanam, itulah yang kita petik.

Dan, saat kita ingin mengubahnya menjadi hasil berbeda. Ingin berbuah hasil yang 'cetar' seperti yang kita inginkan. Namun tanpa mau ada perubahan proses yang kita harus jalani. Tanpa berpikir, bahwa jika ingin 'berbuah' baik maka kita harus menanam bibit yang baik, perawatan yang baik. Sementara kita hanya ingin semua berubah seketika, tanpa melalui proses??!! Whoalaa, perfecto!! πŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘Œ

Duhai, sahabat. Apa gerangan yang membuat kita selalu tergesa-gesa? Selalu ingin terburu2 untuk cepat mendapat hasil? Padahal bisa jadi, kita belum merencanakan tujuan dengan jelas. Belum mengerjakan perubahan dengan maksimal. Belum melakukan perubahan itu secara istiqomah dan terus menerus.

Ketahuilah, sahabat. Sifat tergesa2 atau terburu2 itu, adalah sifat tercela dan dilarang dalam agama Islam. Rasulullah bersabda : Tergesa-gesa adalah termasuk perbuatan setan” (HR Tirmidzi). Ya, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk selalu tenang, sabar, dan dalam perencanaan yang baik. Bukan dengan ketergesa2an. Karena hal ini hanya akan menimbulkan banyak penyesalan, kekecewaan dan keputusasaan, dikemudian hari.

Mulailah membangun sesuatu dari pondasi yang kuat. Bukan langsung naik ke 'atap'. Apa jadinya jika sebuah bangunan yang langsung membangun tiang atau atapnya, tanpa pondasi yang kuat? Ya, tentu, bisa saja bangunan itu berdiri. Namun tinggal menunggu waktu, kapan bangunan itu roboh, bukan?

Nah, sahabat, begitu pula dengan bisnis ataupun hal2 lain dalam hidup kita. Mulailah dari perencanaan yang baik. Bangun tahap demi tahap secara istiqomah. Insya Allaah, hasil yang terbuat dari proses yang baik, akan membawa hasil yang baik pula.

Yuk, mulai saat ini kita mulai merencanakan segala hal dengan baik. Tenang dan sabar dalam menjalaninya. Jangan lupa untuk selalu berdoa, dan  berprasangka baik pada Allaah. Semoga, Allaah selalu memberikan kekuatan kita. Agar istiqomah dalam melakukan semua rencana, atas nama ibadah. Dan semoga Allaah meridhoi apa yang telah kita kerjakan, Aamiin Ya Robbal 'aalamiin.

Salaam penuh keberkahan,
Reni. K. Ashuri
Sharia Financial and Business Coach

Nikmati artikel menarik lainnya di:

SSalam Smart Life
Joko Ristono

#biasakanberpikirproses
#sabardalamberproses
#adaprosesdalambisnis
#sabardalamberbisnis
#prosesmenujukebaikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar