Senin, 07 November 2016

TEMAN BUKAN SAHABAT

Setiap orang punya prinsip, prinsip yang diyakini dan dijalani dalam hidupnya. Ada yang berprinsip give and take, memberi kepada orang apa yang ingin dia dapat. Ada orang yang memiliki pronsip “selalu positif”, ada yang berprinsip hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, ada yang berprinsip membantu sebanyak mungkin orang... dan seterusnya. Apa prinsip hidup Anda?

Saya diajarkan oleh orang tua saya "Jujur", lebih baik tidak makan daripada harus mengambil hak orang lain, nasehat Ibu ini selalu beliau ucapkan setiap bertemu setahun sekali pada saat mudik lebaran, semenjak merantau ke jakarta tahun 2000 lalu. Dalam perkembangannya sikap jujur ini saya terjemahkan dalam kontek yang lebih luas, bukan semata jujur tidak mencuri, jujur tidak membohongi, jujur tidak mengambi hak orang lain, tapi jujur pada diri sendiri juga harus diwujudkan dalam keseharian.

Saya tidak yakin sejak kapan dan lingkungan mana yang membantu diri saya saat ini, yang jelas saya memiliki prinsip hidup “teruslah berbuat baik, teruslah memberikan manfaat kepada orang lain, teruslah memberi, karena semua akan kembali pada diri sendiri”

Pernah dalam sebuah penilaian kinerja karyawan, ada satu hal yang harus saya perbaiki, kata bos saya kala itu “Joko, kamu terlalu baik membantu orang lain, sementara hal itu saya lihat justru mengganggu pekerjaan kamu sendiri”.. siap Bu Dede (bos saya bu Dede di tahun 2005 – 2006 an). Terlalu baik, terlalu ringan tangan membantu orang lain, bisa jadi kekuatan bisa jadi kelemahan, dan bos saya melihat ini menjadi kelemahan, sehingga tidak jarang orang lain justru memanfaatkan kebaikan saya ini untuk kepentingan mereka. Hmmm

Namun sikap inilah yang justru mampu menyelamatkan saya dalam banyak kesempatan di dalam karir. Mendapatkan posisi baru di pekerjaan, terhindar dari pemecatan dan mendapatkan pekerjaan dengan kompensasi yang lebih baik, semua terjadi karena orang melihat sifat ringan tangan dan tidak itung-itungan ini. Bayangkan ketika Anda melakukan interview, kemudian si calon karyawan ketika diberi kesempatan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang fokus pada hak-haknya, saya mendapat jatah libur normal kan pak, sabtu minggu?, saya bisa pulang tepat waktu ya pak, jam 5 karena rumah saya jauh, kalau kerja saya bagus saya boleh minta naik gaji ya pak? Dan seterusnya? Kira-kira apa yang akan Anda putuskan?

Memberi manfaat kepada setiap orang yang saya temui
Salah satu prinsip yang saya anut, jangan sampai siapapun yang bertemu saya tidak mendapatkan manfaat dari pertemuan dengan saya. Entah hanya sekedar mendapatkan semangat, mendapatkan sharing ilmu, medapatkan peluang bisnis, dan mendapatkan manfaat lainnya dalam bentuk apapun. Ini prinsip. Apa yang terjadi? Tentu saja orang akan merasa berhutang kebaikan, dan menjadikan sebuah reputasi baik bagi diri saya. Mungkin tidak akan terbalas dalam waktu dekat, tapi namanya prinsip ya harus diyakini bahwa akan kembali kebaikan itu pada saya, kapanpun itu, dalam bentuk apapun.

Tidak jarang, dengan suka rela saya akan berbagi ilmu dengan senang hati, membantu orang teman tanpa diminta, membuatkan design logo, membuat konsep project, membuat website, membantu membuat slide presentasi, atau hanya sekedar memberi masukan sesuai kapasitas.

Terlibat dalam kegiatan sosial, kegiatan gratisan yang memberikan manfaat ke banyak orang. Bagi saya ini penting, walau orang lain kadang melihat ini biasa saja, seolah memang sudah seharusnya ini menjadi tugas saya. Membuat kelas gathering sebulan 2 kali, dengan tujuan sharing ilmu dan sebagai ajang belajar public speaking bagi teman-teman, secara sukarela saya lakukan. Biarlah hal seperti ini menjadi reputasi baik saja. Gak ada ruginya berbuat baik, toh semakin banyak yang dilakukan akan semakin banyak yang kita pelajari, hal ini baik untuk perkembangan diri.

Jangan pernah memberikan keahlian Anda secara Gratis
If you’re good at something NEVER do it for free – The Joker. 
Hari ini, 7 november 2016, saya mendapat WA dari sahabat saya, qoute dari joker. Meskipun dia seorang tokoh yang jahat di film Batman, qoute-nya masuk akal, quote yang sepertinya bertentangan dengan prinsip saya selama ini. Masuk akal sih... dunia ini matre, kalau loe kasih semua keahlian loe gratisan, loe mau makan apa? Begitu mungkin kira-kira pemikiran pak Joker.

Kemuadian saya membayangkan, kalau saya dari dulu menghitung kebaikan yang saya lakukan dengan rupiah, kira-kita saya sudah kaya raya mungkin yaaa? Atau bisa juga sebaliknya, karena saya perhitungan, saya jadi tidak punya teman. Hmmm
Dalam kontek profesional, ini disebut spesialisasi. Masing-masing orang punya keahlian yang bisa dijual, bukan digratiskan.
Paling tidak hari ini saya sadar satu hal, prinsip berbuat baik tentu sangatlah baik, tapi bukan gratisan terus dong, harus ada yang diperhitungkan, itulah profesional

Kemana teman-teman ku?
Ada teman yang sekarang memiliki karir cemerlang sebagai seorang manager, diawali dengan bantuan saya perkenalkan dengan orang yang akhirnya merekrutnya. Ada teman yang dulu sering sharing dan minta pendapat untuk bisnisnya, dan sekarang bisnisnya maju pesat, ada teman yang sering menggunakan jasa saya sebagai teman untuk konsep-konsep bisnis di perusahaannya, ada teman yang belum lama ini mendapatkan posisi pekerjaan dengan gaji jauh baik dari yang dia dapatkan selama ini karena saya rekomendasikan, ada teman yang pada saat menjadi atasan saya selalu mengandalkan “dalam tanda kutip memanfaatkan saya” untuk kepentingan dia, dan banyak teman-teman lainnya.

Intinya, saya ingin bertanya? Kemana mereka saat ini, sesibuk itukah kalian hingga tidak sempat lagi berbagi cerita dengan saya, terlalu sibuk sehingga lupa bahwa kesibukan itu karena pertolongan saya saat itu. Mungkin saja mereka lupa siapa dulu yang membantu, atau memang bantuan saya dulu bukan dianggap sebagai sebuah bantuan.. ok fine... semoga sukses yaa..
Setahu saya teman akan saling bantu, teman akan saling support dan teman akan mati-matian mensupport teman lainnya.
Ternyata saya salah, teman ya teman... ternyata yang saya maksud tadi disebut dengan SAHABAT....

Yaa.. ternyata kita harus membangun persahabatan, bukan sekedar pertemanan.

Satu pesan untuk diri saya.. jangan berubah prinsip.. tetaplah ringan tangan membantu dan memberikan manfaat ke sebanyak mungkin orang. Oke!!

Tapi saya tetap menyimpan pertanyaan? Kemana temen-temen yang selama ini saya bantu tanpa pamrih? Bukankan kalian tahu saat ini saya perlu partner untuk berkolaborasi?

Salam sahabat...

Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 07 November 2016

TEMAN BUKAN SAHABAT

Setiap orang punya prinsip, prinsip yang diyakini dan dijalani dalam hidupnya. Ada yang berprinsip give and take, memberi kepada orang apa yang ingin dia dapat. Ada orang yang memiliki pronsip “selalu positif”, ada yang berprinsip hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, ada yang berprinsip membantu sebanyak mungkin orang... dan seterusnya. Apa prinsip hidup Anda?

Saya diajarkan oleh orang tua saya "Jujur", lebih baik tidak makan daripada harus mengambil hak orang lain, nasehat Ibu ini selalu beliau ucapkan setiap bertemu setahun sekali pada saat mudik lebaran, semenjak merantau ke jakarta tahun 2000 lalu. Dalam perkembangannya sikap jujur ini saya terjemahkan dalam kontek yang lebih luas, bukan semata jujur tidak mencuri, jujur tidak membohongi, jujur tidak mengambi hak orang lain, tapi jujur pada diri sendiri juga harus diwujudkan dalam keseharian.

Saya tidak yakin sejak kapan dan lingkungan mana yang membantu diri saya saat ini, yang jelas saya memiliki prinsip hidup “teruslah berbuat baik, teruslah memberikan manfaat kepada orang lain, teruslah memberi, karena semua akan kembali pada diri sendiri”

Pernah dalam sebuah penilaian kinerja karyawan, ada satu hal yang harus saya perbaiki, kata bos saya kala itu “Joko, kamu terlalu baik membantu orang lain, sementara hal itu saya lihat justru mengganggu pekerjaan kamu sendiri”.. siap Bu Dede (bos saya bu Dede di tahun 2005 – 2006 an). Terlalu baik, terlalu ringan tangan membantu orang lain, bisa jadi kekuatan bisa jadi kelemahan, dan bos saya melihat ini menjadi kelemahan, sehingga tidak jarang orang lain justru memanfaatkan kebaikan saya ini untuk kepentingan mereka. Hmmm

Namun sikap inilah yang justru mampu menyelamatkan saya dalam banyak kesempatan di dalam karir. Mendapatkan posisi baru di pekerjaan, terhindar dari pemecatan dan mendapatkan pekerjaan dengan kompensasi yang lebih baik, semua terjadi karena orang melihat sifat ringan tangan dan tidak itung-itungan ini. Bayangkan ketika Anda melakukan interview, kemudian si calon karyawan ketika diberi kesempatan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang fokus pada hak-haknya, saya mendapat jatah libur normal kan pak, sabtu minggu?, saya bisa pulang tepat waktu ya pak, jam 5 karena rumah saya jauh, kalau kerja saya bagus saya boleh minta naik gaji ya pak? Dan seterusnya? Kira-kira apa yang akan Anda putuskan?

Memberi manfaat kepada setiap orang yang saya temui
Salah satu prinsip yang saya anut, jangan sampai siapapun yang bertemu saya tidak mendapatkan manfaat dari pertemuan dengan saya. Entah hanya sekedar mendapatkan semangat, mendapatkan sharing ilmu, medapatkan peluang bisnis, dan mendapatkan manfaat lainnya dalam bentuk apapun. Ini prinsip. Apa yang terjadi? Tentu saja orang akan merasa berhutang kebaikan, dan menjadikan sebuah reputasi baik bagi diri saya. Mungkin tidak akan terbalas dalam waktu dekat, tapi namanya prinsip ya harus diyakini bahwa akan kembali kebaikan itu pada saya, kapanpun itu, dalam bentuk apapun.

Tidak jarang, dengan suka rela saya akan berbagi ilmu dengan senang hati, membantu orang teman tanpa diminta, membuatkan design logo, membuat konsep project, membuat website, membantu membuat slide presentasi, atau hanya sekedar memberi masukan sesuai kapasitas.

Terlibat dalam kegiatan sosial, kegiatan gratisan yang memberikan manfaat ke banyak orang. Bagi saya ini penting, walau orang lain kadang melihat ini biasa saja, seolah memang sudah seharusnya ini menjadi tugas saya. Membuat kelas gathering sebulan 2 kali, dengan tujuan sharing ilmu dan sebagai ajang belajar public speaking bagi teman-teman, secara sukarela saya lakukan. Biarlah hal seperti ini menjadi reputasi baik saja. Gak ada ruginya berbuat baik, toh semakin banyak yang dilakukan akan semakin banyak yang kita pelajari, hal ini baik untuk perkembangan diri.

Jangan pernah memberikan keahlian Anda secara Gratis
If you’re good at something NEVER do it for free – The Joker. 
Hari ini, 7 november 2016, saya mendapat WA dari sahabat saya, qoute dari joker. Meskipun dia seorang tokoh yang jahat di film Batman, qoute-nya masuk akal, quote yang sepertinya bertentangan dengan prinsip saya selama ini. Masuk akal sih... dunia ini matre, kalau loe kasih semua keahlian loe gratisan, loe mau makan apa? Begitu mungkin kira-kira pemikiran pak Joker.

Kemuadian saya membayangkan, kalau saya dari dulu menghitung kebaikan yang saya lakukan dengan rupiah, kira-kita saya sudah kaya raya mungkin yaaa? Atau bisa juga sebaliknya, karena saya perhitungan, saya jadi tidak punya teman. Hmmm
Dalam kontek profesional, ini disebut spesialisasi. Masing-masing orang punya keahlian yang bisa dijual, bukan digratiskan.
Paling tidak hari ini saya sadar satu hal, prinsip berbuat baik tentu sangatlah baik, tapi bukan gratisan terus dong, harus ada yang diperhitungkan, itulah profesional

Kemana teman-teman ku?
Ada teman yang sekarang memiliki karir cemerlang sebagai seorang manager, diawali dengan bantuan saya perkenalkan dengan orang yang akhirnya merekrutnya. Ada teman yang dulu sering sharing dan minta pendapat untuk bisnisnya, dan sekarang bisnisnya maju pesat, ada teman yang sering menggunakan jasa saya sebagai teman untuk konsep-konsep bisnis di perusahaannya, ada teman yang belum lama ini mendapatkan posisi pekerjaan dengan gaji jauh baik dari yang dia dapatkan selama ini karena saya rekomendasikan, ada teman yang pada saat menjadi atasan saya selalu mengandalkan “dalam tanda kutip memanfaatkan saya” untuk kepentingan dia, dan banyak teman-teman lainnya.

Intinya, saya ingin bertanya? Kemana mereka saat ini, sesibuk itukah kalian hingga tidak sempat lagi berbagi cerita dengan saya, terlalu sibuk sehingga lupa bahwa kesibukan itu karena pertolongan saya saat itu. Mungkin saja mereka lupa siapa dulu yang membantu, atau memang bantuan saya dulu bukan dianggap sebagai sebuah bantuan.. ok fine... semoga sukses yaa..
Setahu saya teman akan saling bantu, teman akan saling support dan teman akan mati-matian mensupport teman lainnya.
Ternyata saya salah, teman ya teman... ternyata yang saya maksud tadi disebut dengan SAHABAT....

Yaa.. ternyata kita harus membangun persahabatan, bukan sekedar pertemanan.

Satu pesan untuk diri saya.. jangan berubah prinsip.. tetaplah ringan tangan membantu dan memberikan manfaat ke sebanyak mungkin orang. Oke!!

Tapi saya tetap menyimpan pertanyaan? Kemana temen-temen yang selama ini saya bantu tanpa pamrih? Bukankan kalian tahu saat ini saya perlu partner untuk berkolaborasi?

Salam sahabat...

Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar