Minggu, 27 November 2016

KAU MENJADI PERSIS SEPERTI YANG KAU FIKIRKAN

Kita adalah apa yang kita pikirkan. Bagaimana jadinya kita timbul dari pikiran kita. Kita menciptakan dunia ini berdasarkan persepsi kita sendiri. Saat kita bicara/bertindak dengan pikiran yang tidak benar, kekhawatiran dan penderitaan akan mengikuti kita seperti halnya roda mengikuti sapi yang menarik pedati – Buddha

Semua tindakan didasari oleh pikiran.
Bambang Ekalaya adalah seorang pangeran dari kaum Nisada, kasta paling rendah yaitu kaum pemburu, namun memiliki kemampuan yang setara dengan Arjuna dalam ilmu memanah.
Di awal kisahnya ia bertekat menjadi pemanah terbaik di dunia, lalu ia pergi ke Hastina ingin berguru kepada bhagawan Drona. Tetapi ditolaknya, karena kasta dan juga karena sang begawan tidak mau ada yang menyaingi Arjuna si murid kesayangannya. Karena niatnya yang begitu kuat, Ekalaya tidak patah semangat, dia membuat patung Drona dan setiap hari dia berlatih di depan patung seolah-olah dilatih langsung oleh Begawan Drona. Dan berkat ketekunan ini dia memiliki kemampuan yang mampu mengalahkan Arjuna si murid kesayangan Drona.

Bambang Ekalaya, bertindak atas keyakinan bahwa dia bisa menjadi pemanah hebat seperti Arjuna, meskipun ditolak menjadi murid, dia tetap punya keyakinan untuk menjadi hebat dalam hal memanah. Hal inilah yang mendasari tindakannya melakukan latihan dibawah bayang-bayang patung sang Drona..

Sama halnya dengan Ekalaya, kita bertindak sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran, sinilah kuncinya, jika memiliki pikiran besar atau berpikir besar, maka akan melakukan tindakan yang besar dan tentu saja akan mendatangkan hasil yang lebih besar pula.

Penelitian menunjukkan bahwa 2% orang berpikir besar, 98% tidak melakukannya. Mari kita masuk dalam 2% orang ini, visioner, optimis, positif, kreatif, pantang menyerah, disiplin, percaya diri dan bercita-cita tinggi, Bill Gate, Oprah Winfrey, Walt Disney, dan banyak tokoh sukses lainnya memiliki perbedaan dari orang gagal. Yang membedakan adalah sikap, tindakan, ketekunan, gairah dan kualitas hebat lainnya. Semua diawali dari Pikiran Besar. Bagaimana seorang Steve Jobs sukses menciptakan produk-produk revolusioner dan menjadikan apple nomor satu? Dia adalah orang yang sangat visioner, optimis, kreatif dan berpikir jauh ke depan.

Bagaimana Berpikir Besar?
Setelah paham bahwa “sebesar apa kita jadinya, tergantung dari sebesar pikiran kita” maka selanjutnya adalah bagaimana mengupayakan agar kita mampu melakukannya “berpikir besar” 
Untuk bisa berpikir besar, kabar baiknya, semua orang bisa melakukannya karena setiap orang punya potensi yang diberikanoleh Tuhan, tinggal dicari ilmunya agar bisa membangkitkan potensi dalam diri Anda. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan: Pertama, Kenali dan yakini bahwa Anda memiliki potensi yang cukup untuk membangun pikiran dan jiwa besar. Kedua, Memiliki kreativitas atau ide bagaimana menggunakan pikiran. Selanjutnya, Ketiga, Memiliki ilmu dan keterampilan untuk memanfaatkan potensi-potensi yang ada.
Melatih Pikiran
Membiasakan diri untuk memiliki pikiran Besar, secara bertahap: dimulai dengan berimajinasi, mengerjakan hal baru yang menantang, meningkatkan level tantangan dan begitu seterusnya. Tidak ada batasnya, dalam prakteknya berpikir besar akan meningkat dari waktu ke waktu.
Beberapa hal yang bisa kita latih agar kita memiliki pikiran besar, seperti: selalau positif, berlatih visualisai, pertanyaan besar untuk menantang diri, kreatif, berani bermimpi. Menjadi ispirasi buat orang lain dan juga yang tidak kalah penting adalah percaya diri.
Arnold Scharzenegger, salah satu contoh tokoh yang selalu berpikiran besar. Dibesarkan dalam keluarga yang keras dan disiplin, dia tumbuh menjadi anak yang kuat. Punya keyakian atas apa yang dia cita-citakan menjadi atlet binaraga, Dikenal sebagai orang yang tidak pernah mengeluh, membuatnya melakukan latihan sehari 4 jam, sebagai bentuk keyakinan bahwa dia akan berhasil. Pertama kali membitangi film terminator, dia harus melakukan make up, duduk diam selama 4 jam, dan dia tidak komplain.
Menjadi seperti apa diri kita? Tergantung apa yang ada dalam pikiran dan keyakinan.

Salam Smart Life
Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 27 November 2016

KAU MENJADI PERSIS SEPERTI YANG KAU FIKIRKAN

Kita adalah apa yang kita pikirkan. Bagaimana jadinya kita timbul dari pikiran kita. Kita menciptakan dunia ini berdasarkan persepsi kita sendiri. Saat kita bicara/bertindak dengan pikiran yang tidak benar, kekhawatiran dan penderitaan akan mengikuti kita seperti halnya roda mengikuti sapi yang menarik pedati – Buddha

Semua tindakan didasari oleh pikiran.
Bambang Ekalaya adalah seorang pangeran dari kaum Nisada, kasta paling rendah yaitu kaum pemburu, namun memiliki kemampuan yang setara dengan Arjuna dalam ilmu memanah.
Di awal kisahnya ia bertekat menjadi pemanah terbaik di dunia, lalu ia pergi ke Hastina ingin berguru kepada bhagawan Drona. Tetapi ditolaknya, karena kasta dan juga karena sang begawan tidak mau ada yang menyaingi Arjuna si murid kesayangannya. Karena niatnya yang begitu kuat, Ekalaya tidak patah semangat, dia membuat patung Drona dan setiap hari dia berlatih di depan patung seolah-olah dilatih langsung oleh Begawan Drona. Dan berkat ketekunan ini dia memiliki kemampuan yang mampu mengalahkan Arjuna si murid kesayangan Drona.

Bambang Ekalaya, bertindak atas keyakinan bahwa dia bisa menjadi pemanah hebat seperti Arjuna, meskipun ditolak menjadi murid, dia tetap punya keyakinan untuk menjadi hebat dalam hal memanah. Hal inilah yang mendasari tindakannya melakukan latihan dibawah bayang-bayang patung sang Drona..

Sama halnya dengan Ekalaya, kita bertindak sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran, sinilah kuncinya, jika memiliki pikiran besar atau berpikir besar, maka akan melakukan tindakan yang besar dan tentu saja akan mendatangkan hasil yang lebih besar pula.

Penelitian menunjukkan bahwa 2% orang berpikir besar, 98% tidak melakukannya. Mari kita masuk dalam 2% orang ini, visioner, optimis, positif, kreatif, pantang menyerah, disiplin, percaya diri dan bercita-cita tinggi, Bill Gate, Oprah Winfrey, Walt Disney, dan banyak tokoh sukses lainnya memiliki perbedaan dari orang gagal. Yang membedakan adalah sikap, tindakan, ketekunan, gairah dan kualitas hebat lainnya. Semua diawali dari Pikiran Besar. Bagaimana seorang Steve Jobs sukses menciptakan produk-produk revolusioner dan menjadikan apple nomor satu? Dia adalah orang yang sangat visioner, optimis, kreatif dan berpikir jauh ke depan.

Bagaimana Berpikir Besar?
Setelah paham bahwa “sebesar apa kita jadinya, tergantung dari sebesar pikiran kita” maka selanjutnya adalah bagaimana mengupayakan agar kita mampu melakukannya “berpikir besar” 
Untuk bisa berpikir besar, kabar baiknya, semua orang bisa melakukannya karena setiap orang punya potensi yang diberikanoleh Tuhan, tinggal dicari ilmunya agar bisa membangkitkan potensi dalam diri Anda. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan: Pertama, Kenali dan yakini bahwa Anda memiliki potensi yang cukup untuk membangun pikiran dan jiwa besar. Kedua, Memiliki kreativitas atau ide bagaimana menggunakan pikiran. Selanjutnya, Ketiga, Memiliki ilmu dan keterampilan untuk memanfaatkan potensi-potensi yang ada.
Melatih Pikiran
Membiasakan diri untuk memiliki pikiran Besar, secara bertahap: dimulai dengan berimajinasi, mengerjakan hal baru yang menantang, meningkatkan level tantangan dan begitu seterusnya. Tidak ada batasnya, dalam prakteknya berpikir besar akan meningkat dari waktu ke waktu.
Beberapa hal yang bisa kita latih agar kita memiliki pikiran besar, seperti: selalau positif, berlatih visualisai, pertanyaan besar untuk menantang diri, kreatif, berani bermimpi. Menjadi ispirasi buat orang lain dan juga yang tidak kalah penting adalah percaya diri.
Arnold Scharzenegger, salah satu contoh tokoh yang selalu berpikiran besar. Dibesarkan dalam keluarga yang keras dan disiplin, dia tumbuh menjadi anak yang kuat. Punya keyakian atas apa yang dia cita-citakan menjadi atlet binaraga, Dikenal sebagai orang yang tidak pernah mengeluh, membuatnya melakukan latihan sehari 4 jam, sebagai bentuk keyakinan bahwa dia akan berhasil. Pertama kali membitangi film terminator, dia harus melakukan make up, duduk diam selama 4 jam, dan dia tidak komplain.
Menjadi seperti apa diri kita? Tergantung apa yang ada dalam pikiran dan keyakinan.

Salam Smart Life
Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar