Senin, 24 Februari 2014

WhatsApp Story - Jan Koun yang Luar Biasa

http://setia1heri.files.wordpress.com/2014/02/wpid-screenshot_2014-02-21-10-32-26-1.png?w=595 Beberapa hari lalu, dalam dunia bisnis, sekali lagi ada cerita mengejutkan dan membuat kita berkata "wwooowww", dimana facebook membeli whatsApp senilai Rp. 209 Triliun (wuiiih angka yang luar biasa besar). Dibalik kedasyatan nilai bisnis whatApps tersebut, berikut kisas ispiratif dari sang Founder whatApps:

  1. Digitalnomics - the power of digital network economy. Perusahaan dengan karyawan hanya 55 orang dibeli rp 209 triliun. (woww, untuk kesekian kali bisnis digital mengejutkan kita dengan nilai jual yang fantastis)
  2. Jan Koun, pendiri WhatsApp, lahir dan besar di Ukraina dari keluarga yg relatif miskin. (banyak kisah inspiratif, yaitu suksesnya si miskin menjadi orang sukses di kemudian harinya. contoh terkini adalah orang nomor 1 di DKI "jokowi". lahir dan besar dalam kondisi miskin papa, dan lihat sekarang)
  3. Saat usia 16 tahun ia nekat pindah ke amerika, demi mengejar apa yang kita kenal sbg "American Dream". (hal inilah yang membedakan antara orang sukses dan pecundang! tidak semua orang memiliki keberanian, kebanyakan adalah coba-coba, ragu-ragu. Cerita klasih tentang sang komanda perang yang membakar seluruh perahu semua pasukannya, bahwa tidak ada pilihan untuk lari dari peperangan. keberanian itu membuat fokus dan tidak ada pilihan kecuali berjuang)
  4. Di usia 17 tahun, ia hanya bisa makan dari jatah pemerintah. Ia nyaris menjadi gelandangan. Tidur beratap langit, beralaskan tanah. (apakah keterbatasan akan membuat kita menyerah? atau bahkan termotivasi! ingat pepatah, bahwa pahlawan besar hanya akan lahir dari peperangan besar, pelaut yang tangguh lahir dari samudra dengan gelombang besar bukan dari laut yang tenang)
  5. Jan Koun, co founder whatsApp pindah dari Ukraina ke USA di usia 16 tahun bersama ibunya. (hijrah... menuju lebih baik.. hijrah untuk berubah)
  6. Untuk bertahan hidup, jan koun remaja bekerja sebagai tukang bersih supermarket. Hidup begtu pahit, begitu Koun membatin. (semua profesi adalah terhormat, yang harus dilakukan adalah melakukan dengan sepenuh hati. Apa yang membuat CT jadi konglomerat saat ini? dia tidak malu sekolah sambil jadi tukang fotokopi di kampusnya...)
  7. Hidup mereka kian terjal saat ibunya di diagnosa kanker. Mereka lalu hidup hanya dengan tunjangan kesehatan seadanya. (cobaan akan membuat seseorang menjadi lebih kuat, cobaan yang diberikan ada dalam batas kemampuan seorang manusia)
  8. Koun lalu kuliah di san jose university. Tapi ia milih drop out. Ia lebih suka belajar programming secara otodidak. (kuliah bukan segalanya untuk sukses di kemudian hari.. tapi passion lah yang akan membawa pada kesuksesan)
  9. Pendiri microsoft, apple, facebook, whatsApp semua bilioner. Mereka juga semua DO saat kuliah. Jadi? (yaaa... kuliah bukan segalanya...)
  10. Karena keahliannya sebagai programer, jan koun, co founder whatsApp diterima bekerja sebagai engineer di Yahoo. (kesempatan tidak lewat begitu saja, bahkan kesempatan harus dicari, dan hanya orang yang siaplah yang bisa menjawab kesemptan... )
  11. Ia bekerja di yahoo selama 10 tahun. Di sini pula ia berteman akrab dengan brian acton. Mereka berdua bikin WA thn 2009 setelah resign dari Yahoo. (networking.. penting)
  12. Setelah resign dari Yahoo, mereka berdua sempat melamar ke Google. Ditolak. Google mungkn menyesal seumur hidup menolak lamaran mereka. (gak perlu ada penyesalan laah... kan pada saat interview memang belum sesuai harapan google..)
  13. Setelah whatsApp resmi dibeli dg harga 209 triliun tadi pagi, Jan Koun melakukan ritual yang mengharukan...  (mengingat kondisi masa lalu menjadi kita semakin bersyukur dan bekerja lebih baik)
  14. Ia datang ke tempat dimana ia dulu setiap pagi antri untk dapat jatah makan. Saat ia masih remaja miskin berusia 17 tahun.... 
  15. Ia menyandarkan kepalanya ke dinding tempat ia dulu antri. Mengenang saat bahkan untuk makan ia tidak punya uang....  
  16. Pelan2 matanya meleleh. Ia tak pernah menyangka perusahaannya dibeli dengan harga Rp 209 triliun.  
  17. Ia lalu terkenang ibunya yg sudh meninggal (karena kanker). Ibunya yg rela menjahit baju buat dia demi menghemat. Tak ada uang, nak.... 
  18. Jan Koun tercenung. Ia menyesal tak pernah bisa mengabarkan berita ini kepada ibunya.  
  19. "Di tempat antri dapat jatah makan ini, nasib hidup saya pernah dipertaruhkan...", begitu mungkin Jan Koun berbisik dalam hati.  
  20. Rezeki mungkin datang dari arah yg tak terduga. Remaja miskin yang dulu dapat jatah makan itu kini jadi bilioner. (Percaya pada-Nya, yang maha mengatur segala mahkluknya)
Semoga cerita dari milis sebelah ini bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja, bahwa keberanian, kesungguhan, kecerdasan, berani ambil resiko, konsistensi bisa mengejawantahkan salah satu kata-kata motivasi yang sering kita dengan "ANDA TIDAK SALAH KALAU TERLAHIR DALAM KONDISI MISKIN, NAMUN BILA ANDA MENINGGAL DALAM KONDISI MISKIN, ITU MURNI KESALAHAN ANDA"
Salam SmartLife 
Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 24 Februari 2014

WhatsApp Story - Jan Koun yang Luar Biasa

http://setia1heri.files.wordpress.com/2014/02/wpid-screenshot_2014-02-21-10-32-26-1.png?w=595 Beberapa hari lalu, dalam dunia bisnis, sekali lagi ada cerita mengejutkan dan membuat kita berkata "wwooowww", dimana facebook membeli whatsApp senilai Rp. 209 Triliun (wuiiih angka yang luar biasa besar). Dibalik kedasyatan nilai bisnis whatApps tersebut, berikut kisas ispiratif dari sang Founder whatApps:

  1. Digitalnomics - the power of digital network economy. Perusahaan dengan karyawan hanya 55 orang dibeli rp 209 triliun. (woww, untuk kesekian kali bisnis digital mengejutkan kita dengan nilai jual yang fantastis)
  2. Jan Koun, pendiri WhatsApp, lahir dan besar di Ukraina dari keluarga yg relatif miskin. (banyak kisah inspiratif, yaitu suksesnya si miskin menjadi orang sukses di kemudian harinya. contoh terkini adalah orang nomor 1 di DKI "jokowi". lahir dan besar dalam kondisi miskin papa, dan lihat sekarang)
  3. Saat usia 16 tahun ia nekat pindah ke amerika, demi mengejar apa yang kita kenal sbg "American Dream". (hal inilah yang membedakan antara orang sukses dan pecundang! tidak semua orang memiliki keberanian, kebanyakan adalah coba-coba, ragu-ragu. Cerita klasih tentang sang komanda perang yang membakar seluruh perahu semua pasukannya, bahwa tidak ada pilihan untuk lari dari peperangan. keberanian itu membuat fokus dan tidak ada pilihan kecuali berjuang)
  4. Di usia 17 tahun, ia hanya bisa makan dari jatah pemerintah. Ia nyaris menjadi gelandangan. Tidur beratap langit, beralaskan tanah. (apakah keterbatasan akan membuat kita menyerah? atau bahkan termotivasi! ingat pepatah, bahwa pahlawan besar hanya akan lahir dari peperangan besar, pelaut yang tangguh lahir dari samudra dengan gelombang besar bukan dari laut yang tenang)
  5. Jan Koun, co founder whatsApp pindah dari Ukraina ke USA di usia 16 tahun bersama ibunya. (hijrah... menuju lebih baik.. hijrah untuk berubah)
  6. Untuk bertahan hidup, jan koun remaja bekerja sebagai tukang bersih supermarket. Hidup begtu pahit, begitu Koun membatin. (semua profesi adalah terhormat, yang harus dilakukan adalah melakukan dengan sepenuh hati. Apa yang membuat CT jadi konglomerat saat ini? dia tidak malu sekolah sambil jadi tukang fotokopi di kampusnya...)
  7. Hidup mereka kian terjal saat ibunya di diagnosa kanker. Mereka lalu hidup hanya dengan tunjangan kesehatan seadanya. (cobaan akan membuat seseorang menjadi lebih kuat, cobaan yang diberikan ada dalam batas kemampuan seorang manusia)
  8. Koun lalu kuliah di san jose university. Tapi ia milih drop out. Ia lebih suka belajar programming secara otodidak. (kuliah bukan segalanya untuk sukses di kemudian hari.. tapi passion lah yang akan membawa pada kesuksesan)
  9. Pendiri microsoft, apple, facebook, whatsApp semua bilioner. Mereka juga semua DO saat kuliah. Jadi? (yaaa... kuliah bukan segalanya...)
  10. Karena keahliannya sebagai programer, jan koun, co founder whatsApp diterima bekerja sebagai engineer di Yahoo. (kesempatan tidak lewat begitu saja, bahkan kesempatan harus dicari, dan hanya orang yang siaplah yang bisa menjawab kesemptan... )
  11. Ia bekerja di yahoo selama 10 tahun. Di sini pula ia berteman akrab dengan brian acton. Mereka berdua bikin WA thn 2009 setelah resign dari Yahoo. (networking.. penting)
  12. Setelah resign dari Yahoo, mereka berdua sempat melamar ke Google. Ditolak. Google mungkn menyesal seumur hidup menolak lamaran mereka. (gak perlu ada penyesalan laah... kan pada saat interview memang belum sesuai harapan google..)
  13. Setelah whatsApp resmi dibeli dg harga 209 triliun tadi pagi, Jan Koun melakukan ritual yang mengharukan...  (mengingat kondisi masa lalu menjadi kita semakin bersyukur dan bekerja lebih baik)
  14. Ia datang ke tempat dimana ia dulu setiap pagi antri untk dapat jatah makan. Saat ia masih remaja miskin berusia 17 tahun.... 
  15. Ia menyandarkan kepalanya ke dinding tempat ia dulu antri. Mengenang saat bahkan untuk makan ia tidak punya uang....  
  16. Pelan2 matanya meleleh. Ia tak pernah menyangka perusahaannya dibeli dengan harga Rp 209 triliun.  
  17. Ia lalu terkenang ibunya yg sudh meninggal (karena kanker). Ibunya yg rela menjahit baju buat dia demi menghemat. Tak ada uang, nak.... 
  18. Jan Koun tercenung. Ia menyesal tak pernah bisa mengabarkan berita ini kepada ibunya.  
  19. "Di tempat antri dapat jatah makan ini, nasib hidup saya pernah dipertaruhkan...", begitu mungkin Jan Koun berbisik dalam hati.  
  20. Rezeki mungkin datang dari arah yg tak terduga. Remaja miskin yang dulu dapat jatah makan itu kini jadi bilioner. (Percaya pada-Nya, yang maha mengatur segala mahkluknya)
Semoga cerita dari milis sebelah ini bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja, bahwa keberanian, kesungguhan, kecerdasan, berani ambil resiko, konsistensi bisa mengejawantahkan salah satu kata-kata motivasi yang sering kita dengan "ANDA TIDAK SALAH KALAU TERLAHIR DALAM KONDISI MISKIN, NAMUN BILA ANDA MENINGGAL DALAM KONDISI MISKIN, ITU MURNI KESALAHAN ANDA"
Salam SmartLife 
Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar