Rabu, 16 Oktober 2013

Pemimpin Masa Depan



http://suaramerdeka.com/foto_lelaki/bc3810958b71bf6c092adf2b4e47ddad.jpg
Fajar senja memancarkan bianglala, menghiasi indahnya langit...berhiaskan pijar sang surya. Tidak ada kesalahan yang tidak termaafkan, jika kita berani meminta maaf, tidak ada gelombang dahsyat, kecuali hebatnya sifat untuk memberi maaf dan tatkala semua kaki - kaki terantai oleh jeruji kesibukan,
sebuah sapa indah menjadi impian di kala senggang...rasanya ruang waktu kita terlalu sempit, manakala semua selalu berlindung di balik alasan sibuk..., sibuk... dan sibuk ada ruang jeda milik kita ?

Sebelum Anda mengeluh.

  • Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali. 
  • Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. 
  • Sebelum kamu mengeluh tidak punya apa-apa. Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan. 
  • Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya. 
  • Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda. Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup
  • Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul. 
  • Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan. 
  • Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir, Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.
  • Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti kamu.
  • Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.............,!!!????
Kita semua menjawab kepada Tuhan Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan. Tersenyum dan mengucap syukurlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup !
"Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri"


Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan juga menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah. Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya.  Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. 


Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur – disakiti, diperhatikan- dikecewakan, didengar – diabaikan, dibantu – ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian. 

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.  Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya. Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.

Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya. Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda ? Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama anda saat anda tak bisa memberikan apa-apa ?? 

sumber : milis pengembangan kepribadian



MEREKALAH SAHABAT ANDA

Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka.
** Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita **


Mari kita renungkan, apabila dalam setiap tindakan kita memilih kata-kata yang negatif, maka kata-kata itu akan menempel dan menghancurkan motivasi diri kita sendiri, bahkan lebih parah lagi mungkin juga akan berdampak ke orang lain atau bisa juga beberapa generasi selanjutnya. Sebaliknya bila kita selalu memandang positif dan memilih kata-kata yang positif, maka ada pencerahan yang datang secara otomatis yang bisa membangun, mendukung dan meningkatkan motivasi diri. Sebenarnya kita sendirilah yang memilih apa yang akan kita ambil untuk diri kita kita dan orang-orang disekitar kita.



Misalnya ada gelas yang berisi air bening putih bersih, dan di tangan kanan kita ada kerikil bersih dan di tangan kiri ada kerikil kotor, maka apabila kita masukan kerikil bersih ke dalam gelas itu, maka air tetap berwarna putih, tetapi bayangkan kita masukan kerikil kotor maka gelas akan segera berubah menjadi air kotor dan tidak berwarna ening putih lagi. Dalam kehidupan kata-kata yang kita gunakan ibarat kerikil, sedangkan air kita ibaratkan sebagai diri kita dan orang-orang dalam kehidupan kita. Apabila kita memilih kerikil kotor yang juga diibaratkan kata-kata negatif maka tidak hanya mencemari diri kita tetapi juga akan mencemari motivasi orang lain disekitar kita.


Di tengah kemelut kehidupan yang dapat menjerumuskan kita ke jurang stres, konon sering marah-marah, bukanlah pertanda baik. Berbahaya bagi kesehatan. Begitu cerita kebanyakan orang. Punya pemimpin yang sering marah-marah tidak keruan juga menyebalkan. Pendapat umum ini dibantah Stanley Bing, penulis buku Sun Tzu was a sissy. Bing, kolomnis di majalah Fortune, memang gemar menulis buku kontroversial. Menurut Bing, marah itu sangat diperlukan dalam manajemen. Seperti yang pernah saya send_kan beberapa waktu silam.


Kalau seorang pemimpin marah, artinya dia terusik dan gusar oleh sesuatu hal. Sekaligus membuktikan bahwa ia eling atau sadar karena ada yang tidak beres dan perlu dikoreksi. Pemimpin yang tidak pernah marah sama dengan pemimpin acuh tak acuh. Itu menurut Bing. Marah membangkitkan energi yang luar biasa. Pemimpin yang marah biasanya segera melakukan perubahan, peremajaan, dan perbaikan. Artinya, pemimpin marah memungkinkan terjadinya perubahan lebih cepat dan berarti.


Dalam hal yang satu ini, kayanya saya rada setuju. Kita kan sering melihat betapa pemimpin kita kerjanya cuma basa-basi, klemar-klemer, tidak melakukan gebrakan apa pun. Tapi berbahaya juga kalau kita punya pemimpin yang pemarah atau mudah marah tanpa sebab. Barangkali salah satu pemimpin kita yang legendaris dalam hal marah ini adalah Bang Ali, bekas/mantan Gubernur Jakarta. Pernah ada cerita, beliau sedang naik mobil, dan jalanan macet semrawut gara-gara ada tukang becak yang seenaknya mengendarai becaknya. Bang Ali tidak segan-segan turun dan memarahi tukang becak itu dan sekarangpun ada seorang menteri yang mempunyai tipykal dan karakter begitu.

Masih banyak lagi cerita tentang marahnya Bang Ali disaat beliau menjabat sebagai Guber DKI. Kenyataannya, di bawah kepemimpinan Bang Ali, Jakarta maju pesat saat itu. Jadi, teori Stanley Bing ada benarnya ju


Dr. Stephen Diamond menulis di bukunya yang sangat kontroversial, Anger, Madness, and Daimonic: The Psychological Genesis of Violence, Evil, and Creativity, bahwa marah adalah emosi yang paling bermasalah. Namun ada korelasi sangat kuat antara marah dan krea
Menurut dia, marah dan kreativitas sering bersumber pada haHanya saja, marah memiliki potensi destruktif lebih besar. Orang-orang berbakat dan genius umumnya memiliki naluri sangat tajam untuk menyalurkan energi ini, agar tidak merusak dan mengubahnya menjadi sebuah upaya yang konstruktif.


Ketika kita dilanda krisis moneter lima-enam tahun lalu, teman saya suka berseloroh. Katanya, kita butuh pemimpin seperti Bang Ali, yang berani marah. Bukan pemimpin yang mudah marah dan ngambek. Atau pemimpin yang suka marah-marah tidak keruan.
Dr. Stephen Diamond menulis bahwa beberapa artis seperti Van Gogh dan Picasso, konon, memiliki kehidupan yang penuh amarah dan kekerasan. Barangkali benar bahwa energi yang sama mereka salurkan juga ke dalam karya-karya lukisan mereka. Hasilnya memang luar biasa. Untuk membuat seekor kuda berlari, biasanya ada dua cara populer. Dengan cemeti atau hadiah wortel. Menurut Stanley Bing, marah bisa menjadi cemeti yang kreatif. Membakar semangat/andrenalin para eksekutif agar terus bersemangat dan mengadakan perubahan.


Tulisan ini tentu saja tidak mengajak Anda untuk marah-marah di kantor ini untuk begitu marah-marah tanpa sebab. Juga bukan pembenaran tindakan marah-marah. Melainkan sebagai upaya agar kita lebih peka menghadapi lingkungan kantor. Sedikit pesan saya, kalau ada yang tidak beres, jangan takut untuk mengadakan perubahan. Dan kalau perubahan itu menuntut Anda marah, silakan saja. Kadang-kadang marah itu sangat perlu.



Marah sebagai terapi manajemen memang antibudaya. Budaya kita mengajarkan agar selalu santun dan bersabar. Namun, untuk menerobos sebuah kemapanan yang buntu dan berkarat, marah bisa saja menjadi antibudaya yang dibenarkan. Asal jangan asal marah. Marahlah dengan bijaksana. (kafi kurnia)


Pada sebatang pohon kecil, hiduplah beberapa daun yang tumbuh bersama. Di antara daun-daun tersebut terdapat sebuah daun yang sangat besar dan kuat. Daun itu diagung-agungkan karena kekuatannya. Dialah yang dianggap pelindung bagi daun-daun lainnya dari badai, hujan, panas matahari yang terik bahaya lainnya.   Suatu ketika datanglah musim kemarau yang panjang. Daun-daun di pohon kecil itu mulai layu karena tidak mendapat air dan makanan. Daun besar yang tadinya kuat dan besar mulai terlihat keriput. Ia berusaha melindungi daun-daun lainnya dari matahari yang bersinar sangat terik sehingga daun2 sahabatnya itu tidak kehilangan air lebih banyak lagi. Hari berganti hari, daun besar itu sudah sampai pada puncak usahanya. Ia mulai sobek-sobek sehingga sinar matahari mulai menembusnya. Ia mulai kehilangan kekuatannya dan daun-daun lainnya pun sudah mulai mengabaikannya karena ia tidak kuat lagi seperti dulu. Beberapa hari kemudian daun besar itu merasa tidak kuat lagi akhirnya ia berkata kepada teman-temannya : Teman-teman aku tidak lagi mempunyai kekuatan untuk melindungi kalian, aku akan gugur. Selamat tinggal. Setelah berkata demikian akhirnya daun besar itu pun gugurlah. Musim kemarau terus berlanjut, daun-daun di pohon kecil itu saling bertahan untuk hidup. Mereka sama sekali sudah melupakan daun besar yang telah berjasa melindungi mereka sehingga mereka dapat bertahan sampai sekarang.  Musim kemarau tidak juga berakhir. Daun-daun di pohon kecil itu sudah mulai kehilangan harapan. Mereka merasa sangat kelaparan, kehausan dan akan mati. Di saat mereka putus asa, tiba tiba dirasakan adanya air dan makanan dari tanah. Mereka terheran-heran akan adanya keajaiban itu. Setelah lama mencari-cari, mereka menyadarinya. Mereka melihat bahwa daun besar itu sudah membusuk dan menghasilkan air dan sari makanan bagi mereka. 

Akhirnya dengan air dan sari makanan dari daun besar tadi, daun daun di pohon kecil itu berhasil bertahan sampai musim hujan datang.  Daun-daun di pohon kecil itu sangat menyesal karena telah melupakan daun besar itu. Padahal sampai akhir hayatnya daun besar itu tetap menjadi pahlawan bagi daun-daun lainnya. Jika seandainya bisa merenung bagi kita semua, Janganlah menilai seseorang dengan penampilan dan kekuatannya. Allah SWT  Tuhan YME memberikan bantuan kepada kita melalui siapa saja bahkan melalui orang yang kita anggap telah jatuh dan hina sekalipun.



"Ingatlah rencana Allah SWT itu ajaib dan tidak pandang bulu terhadap semua hambanya."



Salam SmartLife
Joko Ristono

Sumber: milis dari gimanto@telkom.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 16 Oktober 2013

Pemimpin Masa Depan



http://suaramerdeka.com/foto_lelaki/bc3810958b71bf6c092adf2b4e47ddad.jpg
Fajar senja memancarkan bianglala, menghiasi indahnya langit...berhiaskan pijar sang surya. Tidak ada kesalahan yang tidak termaafkan, jika kita berani meminta maaf, tidak ada gelombang dahsyat, kecuali hebatnya sifat untuk memberi maaf dan tatkala semua kaki - kaki terantai oleh jeruji kesibukan,
sebuah sapa indah menjadi impian di kala senggang...rasanya ruang waktu kita terlalu sempit, manakala semua selalu berlindung di balik alasan sibuk..., sibuk... dan sibuk ada ruang jeda milik kita ?

Sebelum Anda mengeluh.

  • Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali. 
  • Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. 
  • Sebelum kamu mengeluh tidak punya apa-apa. Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan. 
  • Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya. 
  • Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda. Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup
  • Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul. 
  • Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan. 
  • Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir, Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.
  • Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti kamu.
  • Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.............,!!!????
Kita semua menjawab kepada Tuhan Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan. Tersenyum dan mengucap syukurlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup !
"Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri"


Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan juga menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah. Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya.  Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. 


Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur – disakiti, diperhatikan- dikecewakan, didengar – diabaikan, dibantu – ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian. 

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.  Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya. Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.

Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya. Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda ? Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama anda saat anda tak bisa memberikan apa-apa ?? 

sumber : milis pengembangan kepribadian



MEREKALAH SAHABAT ANDA

Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka.
** Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita **


Mari kita renungkan, apabila dalam setiap tindakan kita memilih kata-kata yang negatif, maka kata-kata itu akan menempel dan menghancurkan motivasi diri kita sendiri, bahkan lebih parah lagi mungkin juga akan berdampak ke orang lain atau bisa juga beberapa generasi selanjutnya. Sebaliknya bila kita selalu memandang positif dan memilih kata-kata yang positif, maka ada pencerahan yang datang secara otomatis yang bisa membangun, mendukung dan meningkatkan motivasi diri. Sebenarnya kita sendirilah yang memilih apa yang akan kita ambil untuk diri kita kita dan orang-orang disekitar kita.



Misalnya ada gelas yang berisi air bening putih bersih, dan di tangan kanan kita ada kerikil bersih dan di tangan kiri ada kerikil kotor, maka apabila kita masukan kerikil bersih ke dalam gelas itu, maka air tetap berwarna putih, tetapi bayangkan kita masukan kerikil kotor maka gelas akan segera berubah menjadi air kotor dan tidak berwarna ening putih lagi. Dalam kehidupan kata-kata yang kita gunakan ibarat kerikil, sedangkan air kita ibaratkan sebagai diri kita dan orang-orang dalam kehidupan kita. Apabila kita memilih kerikil kotor yang juga diibaratkan kata-kata negatif maka tidak hanya mencemari diri kita tetapi juga akan mencemari motivasi orang lain disekitar kita.


Di tengah kemelut kehidupan yang dapat menjerumuskan kita ke jurang stres, konon sering marah-marah, bukanlah pertanda baik. Berbahaya bagi kesehatan. Begitu cerita kebanyakan orang. Punya pemimpin yang sering marah-marah tidak keruan juga menyebalkan. Pendapat umum ini dibantah Stanley Bing, penulis buku Sun Tzu was a sissy. Bing, kolomnis di majalah Fortune, memang gemar menulis buku kontroversial. Menurut Bing, marah itu sangat diperlukan dalam manajemen. Seperti yang pernah saya send_kan beberapa waktu silam.


Kalau seorang pemimpin marah, artinya dia terusik dan gusar oleh sesuatu hal. Sekaligus membuktikan bahwa ia eling atau sadar karena ada yang tidak beres dan perlu dikoreksi. Pemimpin yang tidak pernah marah sama dengan pemimpin acuh tak acuh. Itu menurut Bing. Marah membangkitkan energi yang luar biasa. Pemimpin yang marah biasanya segera melakukan perubahan, peremajaan, dan perbaikan. Artinya, pemimpin marah memungkinkan terjadinya perubahan lebih cepat dan berarti.


Dalam hal yang satu ini, kayanya saya rada setuju. Kita kan sering melihat betapa pemimpin kita kerjanya cuma basa-basi, klemar-klemer, tidak melakukan gebrakan apa pun. Tapi berbahaya juga kalau kita punya pemimpin yang pemarah atau mudah marah tanpa sebab. Barangkali salah satu pemimpin kita yang legendaris dalam hal marah ini adalah Bang Ali, bekas/mantan Gubernur Jakarta. Pernah ada cerita, beliau sedang naik mobil, dan jalanan macet semrawut gara-gara ada tukang becak yang seenaknya mengendarai becaknya. Bang Ali tidak segan-segan turun dan memarahi tukang becak itu dan sekarangpun ada seorang menteri yang mempunyai tipykal dan karakter begitu.

Masih banyak lagi cerita tentang marahnya Bang Ali disaat beliau menjabat sebagai Guber DKI. Kenyataannya, di bawah kepemimpinan Bang Ali, Jakarta maju pesat saat itu. Jadi, teori Stanley Bing ada benarnya ju


Dr. Stephen Diamond menulis di bukunya yang sangat kontroversial, Anger, Madness, and Daimonic: The Psychological Genesis of Violence, Evil, and Creativity, bahwa marah adalah emosi yang paling bermasalah. Namun ada korelasi sangat kuat antara marah dan krea
Menurut dia, marah dan kreativitas sering bersumber pada haHanya saja, marah memiliki potensi destruktif lebih besar. Orang-orang berbakat dan genius umumnya memiliki naluri sangat tajam untuk menyalurkan energi ini, agar tidak merusak dan mengubahnya menjadi sebuah upaya yang konstruktif.


Ketika kita dilanda krisis moneter lima-enam tahun lalu, teman saya suka berseloroh. Katanya, kita butuh pemimpin seperti Bang Ali, yang berani marah. Bukan pemimpin yang mudah marah dan ngambek. Atau pemimpin yang suka marah-marah tidak keruan.
Dr. Stephen Diamond menulis bahwa beberapa artis seperti Van Gogh dan Picasso, konon, memiliki kehidupan yang penuh amarah dan kekerasan. Barangkali benar bahwa energi yang sama mereka salurkan juga ke dalam karya-karya lukisan mereka. Hasilnya memang luar biasa. Untuk membuat seekor kuda berlari, biasanya ada dua cara populer. Dengan cemeti atau hadiah wortel. Menurut Stanley Bing, marah bisa menjadi cemeti yang kreatif. Membakar semangat/andrenalin para eksekutif agar terus bersemangat dan mengadakan perubahan.


Tulisan ini tentu saja tidak mengajak Anda untuk marah-marah di kantor ini untuk begitu marah-marah tanpa sebab. Juga bukan pembenaran tindakan marah-marah. Melainkan sebagai upaya agar kita lebih peka menghadapi lingkungan kantor. Sedikit pesan saya, kalau ada yang tidak beres, jangan takut untuk mengadakan perubahan. Dan kalau perubahan itu menuntut Anda marah, silakan saja. Kadang-kadang marah itu sangat perlu.



Marah sebagai terapi manajemen memang antibudaya. Budaya kita mengajarkan agar selalu santun dan bersabar. Namun, untuk menerobos sebuah kemapanan yang buntu dan berkarat, marah bisa saja menjadi antibudaya yang dibenarkan. Asal jangan asal marah. Marahlah dengan bijaksana. (kafi kurnia)


Pada sebatang pohon kecil, hiduplah beberapa daun yang tumbuh bersama. Di antara daun-daun tersebut terdapat sebuah daun yang sangat besar dan kuat. Daun itu diagung-agungkan karena kekuatannya. Dialah yang dianggap pelindung bagi daun-daun lainnya dari badai, hujan, panas matahari yang terik bahaya lainnya.   Suatu ketika datanglah musim kemarau yang panjang. Daun-daun di pohon kecil itu mulai layu karena tidak mendapat air dan makanan. Daun besar yang tadinya kuat dan besar mulai terlihat keriput. Ia berusaha melindungi daun-daun lainnya dari matahari yang bersinar sangat terik sehingga daun2 sahabatnya itu tidak kehilangan air lebih banyak lagi. Hari berganti hari, daun besar itu sudah sampai pada puncak usahanya. Ia mulai sobek-sobek sehingga sinar matahari mulai menembusnya. Ia mulai kehilangan kekuatannya dan daun-daun lainnya pun sudah mulai mengabaikannya karena ia tidak kuat lagi seperti dulu. Beberapa hari kemudian daun besar itu merasa tidak kuat lagi akhirnya ia berkata kepada teman-temannya : Teman-teman aku tidak lagi mempunyai kekuatan untuk melindungi kalian, aku akan gugur. Selamat tinggal. Setelah berkata demikian akhirnya daun besar itu pun gugurlah. Musim kemarau terus berlanjut, daun-daun di pohon kecil itu saling bertahan untuk hidup. Mereka sama sekali sudah melupakan daun besar yang telah berjasa melindungi mereka sehingga mereka dapat bertahan sampai sekarang.  Musim kemarau tidak juga berakhir. Daun-daun di pohon kecil itu sudah mulai kehilangan harapan. Mereka merasa sangat kelaparan, kehausan dan akan mati. Di saat mereka putus asa, tiba tiba dirasakan adanya air dan makanan dari tanah. Mereka terheran-heran akan adanya keajaiban itu. Setelah lama mencari-cari, mereka menyadarinya. Mereka melihat bahwa daun besar itu sudah membusuk dan menghasilkan air dan sari makanan bagi mereka. 

Akhirnya dengan air dan sari makanan dari daun besar tadi, daun daun di pohon kecil itu berhasil bertahan sampai musim hujan datang.  Daun-daun di pohon kecil itu sangat menyesal karena telah melupakan daun besar itu. Padahal sampai akhir hayatnya daun besar itu tetap menjadi pahlawan bagi daun-daun lainnya. Jika seandainya bisa merenung bagi kita semua, Janganlah menilai seseorang dengan penampilan dan kekuatannya. Allah SWT  Tuhan YME memberikan bantuan kepada kita melalui siapa saja bahkan melalui orang yang kita anggap telah jatuh dan hina sekalipun.



"Ingatlah rencana Allah SWT itu ajaib dan tidak pandang bulu terhadap semua hambanya."



Salam SmartLife
Joko Ristono

Sumber: milis dari gimanto@telkom.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar