Jumat, 11 Oktober 2013

e-Money

Kemudahan akses telekomunikasi membuat layanan uang digital alias e-money punya prospek cerah di Indonesia. Namun sayangnya, belum semua lapisan masyarakat bisa ikut menikmatinya. Apa kendalanya?

Menurut catatan lembaga riset telematika Sharing Vision, 68% dari 246,9 juta penduduk Indonesia ternyata belum memiliki rekening bank. Sementara 80,4% penduduk berusia 15 tahun ke atas tidak memiliki akun sektor keuangan formal.

Disebutkan pula, Bank Indonesia pada tahun 2011 juga pernah merilis data, bahwa 52% dari rumah tangga di Indonesia belum memiliki simpanan di lembaga keuangan.

Di sisi lain, kondisi ini jelas telah menciptakan kesenjangan finansial yang sangat besar. Pasalnya, jumlah pengguna kartu kredit, internet banking, dan mobile banking di Indonesia pada tahun 2013 tumbuh pesat, masing-masing 14,67 juta pengguna, 5,7 juta, dan 16,5 juta

Jika dilihat dari pasokan perbankan, layanan e-money ini sudah disediakan oleh 36% bank di Indonesia. Sementara mobile banking 73%, kartu debit 95%, internet banking 82%, dan seterusnya.

"Akan tetapi, pertumbuhan pesat ini hanya terjadi di kota-kota besar saja. Indonesia perlu terobosan layanan perbankan ke masyarakat. Solusi yang paling tepat, ya branchless banking," kata Chairman Sharing Vision, Dimitri Mahayana, belum lama ini.


Perkuat Bisnis e-Money, PT. Finnet Indonesia Gandeng Pegadaian

TelkomGroup melalui anak perusahaan Finnet Indonesia menggandeng Pegadaian melalui sinergi kemitraan lewat Forum Sinergi BUMN yakni kemitraan Ritel Nasional Telkomsel dan Channel PPOB.

Sinergi kemitraan dicanangkan dalam penandatanganan kerja sama antara member TelkomGroup dengan Pegadaian, yang diwaliki Direktur Utama PT. Finnet Indonesia, Otong Iip dan Direktur PT Pegadaian, Suwono serta pejabat dari Telkomsel. Inisiasi ini merupakan kelanjutan kerja sama MoU yang telah ditandatangani Direktur EWS, Muhammad Awaluddin, beberapa bulan sebelumnya.
Menurut Otong Iip, penandatanganan ini merupakan kesepakatan implementasi layanan Pegadaian di 5.000 titik di seluruh wilayah Indonesia dan Finnet Indonesia diberi kesempatan memfasilitasi outlet-outlet tersebut. Nantinya, outlet tersebut mempunyai nilai tambah sebagai mitra Ritel Nasional Telkomsel dan Channel PPOB.

“Pegadaian diharapkan bisa melayani One Stop Payment Online sekaligus pengiriman uang ke semua Account Bank, pengguna handphone, dan bisa melakukan pembayaran PLN, Telkom, maupun pembayaran secara elektronik lainnya, tidak ketinggalan berbagai transaksi serta pembayaran merchant online dan biller apa saja, asal sudah terhubung dengan sistem Finnet,” jelas Otong Iip.
PT. Finnet Indonesiadidirikan sebagai perusahaan jasa yang berbasis teknologi informasi dan memiliki solusi efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan transaksi keuangan, serta berbagai bisnis melalui inovasi yang dilahirkan ke dalam berbagai produk dan layanan kombinasi jaringan perangkat infrastruktur teknologi informasi termasuk software, hardware serta database.

Produk dan layanan PT. Finnet Indonesia memberikan suatu kemudahan dan keuntungan yakni kemudahan melakukan integrasi dengan Bank, transaksi pembayaran dengan berbagai source of fund (kartu kredit, kartu debet, e-Money, dan cash), keamanan, dan kenyamanan dalam melakukan proses transaksi pembayaran dengan cepat dan tepat.

12 Perusahaan Tekuni Industri E-Money di Indonesia

WE.CO.ID - Secara jenis dan proses penggunaannya, e-money terbagi menjadi dua: chip-based dan server-based. Chip-based pada umumnya menggunakan media kartu dengan penerbitnya sebagian besar dari kalangan perbankan, sedangkan yang server-based dikuasai oleh industri telco dengan menggunakan aplikasi ponsel.

Perbedaan mendasar antara keduanya adalah server-based e-money menggunakan jaringan telekomunikasi, yang pada saat digunakan untuk bertransaksi, instrumen tersebut akan mengirim data ke server penerbit kartu dan setelah itu mengirim konfirmasi.

Sedangkan untuk chip-based e-money, transaksi cukup antara kartu dan mesinnya, tidak perlu dikirim ke penerbit. Karena tidak online, terkadang saldo di kartu kita sudah berkurang, tetapi di bank belum, karena merchant belum melaporkannya ke bank. Hal ini berbeda dengan server-based e-money, yang setiap detail transaksinya terkirim langsung ke penerbit.

Sejauh ini pelaku industri uang elektronik (e-money) terdapat 12 perusahaan. Bila merujuk pada pembagian jenis dan prosesnya, maka, pertama, terdapat tujuh penerbit uang elektronik berbasis chip. Mereka ialah BCA, Bank Mandiri, BRI, BNI, Bank Mega, Bank DKI, dan Skye.

Kedua, terdapat lima penerbit uang elektronik berbasis server. Mereka adalah Telkomsel, Telkom Indonesia, Indosat, XL, dan Finnet Indonesia.

Salam SmartLife
Joko Ristono

Sumber : Berbagai Sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 11 Oktober 2013

e-Money

Kemudahan akses telekomunikasi membuat layanan uang digital alias e-money punya prospek cerah di Indonesia. Namun sayangnya, belum semua lapisan masyarakat bisa ikut menikmatinya. Apa kendalanya?

Menurut catatan lembaga riset telematika Sharing Vision, 68% dari 246,9 juta penduduk Indonesia ternyata belum memiliki rekening bank. Sementara 80,4% penduduk berusia 15 tahun ke atas tidak memiliki akun sektor keuangan formal.

Disebutkan pula, Bank Indonesia pada tahun 2011 juga pernah merilis data, bahwa 52% dari rumah tangga di Indonesia belum memiliki simpanan di lembaga keuangan.

Di sisi lain, kondisi ini jelas telah menciptakan kesenjangan finansial yang sangat besar. Pasalnya, jumlah pengguna kartu kredit, internet banking, dan mobile banking di Indonesia pada tahun 2013 tumbuh pesat, masing-masing 14,67 juta pengguna, 5,7 juta, dan 16,5 juta

Jika dilihat dari pasokan perbankan, layanan e-money ini sudah disediakan oleh 36% bank di Indonesia. Sementara mobile banking 73%, kartu debit 95%, internet banking 82%, dan seterusnya.

"Akan tetapi, pertumbuhan pesat ini hanya terjadi di kota-kota besar saja. Indonesia perlu terobosan layanan perbankan ke masyarakat. Solusi yang paling tepat, ya branchless banking," kata Chairman Sharing Vision, Dimitri Mahayana, belum lama ini.


Perkuat Bisnis e-Money, PT. Finnet Indonesia Gandeng Pegadaian

TelkomGroup melalui anak perusahaan Finnet Indonesia menggandeng Pegadaian melalui sinergi kemitraan lewat Forum Sinergi BUMN yakni kemitraan Ritel Nasional Telkomsel dan Channel PPOB.

Sinergi kemitraan dicanangkan dalam penandatanganan kerja sama antara member TelkomGroup dengan Pegadaian, yang diwaliki Direktur Utama PT. Finnet Indonesia, Otong Iip dan Direktur PT Pegadaian, Suwono serta pejabat dari Telkomsel. Inisiasi ini merupakan kelanjutan kerja sama MoU yang telah ditandatangani Direktur EWS, Muhammad Awaluddin, beberapa bulan sebelumnya.
Menurut Otong Iip, penandatanganan ini merupakan kesepakatan implementasi layanan Pegadaian di 5.000 titik di seluruh wilayah Indonesia dan Finnet Indonesia diberi kesempatan memfasilitasi outlet-outlet tersebut. Nantinya, outlet tersebut mempunyai nilai tambah sebagai mitra Ritel Nasional Telkomsel dan Channel PPOB.

“Pegadaian diharapkan bisa melayani One Stop Payment Online sekaligus pengiriman uang ke semua Account Bank, pengguna handphone, dan bisa melakukan pembayaran PLN, Telkom, maupun pembayaran secara elektronik lainnya, tidak ketinggalan berbagai transaksi serta pembayaran merchant online dan biller apa saja, asal sudah terhubung dengan sistem Finnet,” jelas Otong Iip.
PT. Finnet Indonesiadidirikan sebagai perusahaan jasa yang berbasis teknologi informasi dan memiliki solusi efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan transaksi keuangan, serta berbagai bisnis melalui inovasi yang dilahirkan ke dalam berbagai produk dan layanan kombinasi jaringan perangkat infrastruktur teknologi informasi termasuk software, hardware serta database.

Produk dan layanan PT. Finnet Indonesia memberikan suatu kemudahan dan keuntungan yakni kemudahan melakukan integrasi dengan Bank, transaksi pembayaran dengan berbagai source of fund (kartu kredit, kartu debet, e-Money, dan cash), keamanan, dan kenyamanan dalam melakukan proses transaksi pembayaran dengan cepat dan tepat.

12 Perusahaan Tekuni Industri E-Money di Indonesia

WE.CO.ID - Secara jenis dan proses penggunaannya, e-money terbagi menjadi dua: chip-based dan server-based. Chip-based pada umumnya menggunakan media kartu dengan penerbitnya sebagian besar dari kalangan perbankan, sedangkan yang server-based dikuasai oleh industri telco dengan menggunakan aplikasi ponsel.

Perbedaan mendasar antara keduanya adalah server-based e-money menggunakan jaringan telekomunikasi, yang pada saat digunakan untuk bertransaksi, instrumen tersebut akan mengirim data ke server penerbit kartu dan setelah itu mengirim konfirmasi.

Sedangkan untuk chip-based e-money, transaksi cukup antara kartu dan mesinnya, tidak perlu dikirim ke penerbit. Karena tidak online, terkadang saldo di kartu kita sudah berkurang, tetapi di bank belum, karena merchant belum melaporkannya ke bank. Hal ini berbeda dengan server-based e-money, yang setiap detail transaksinya terkirim langsung ke penerbit.

Sejauh ini pelaku industri uang elektronik (e-money) terdapat 12 perusahaan. Bila merujuk pada pembagian jenis dan prosesnya, maka, pertama, terdapat tujuh penerbit uang elektronik berbasis chip. Mereka ialah BCA, Bank Mandiri, BRI, BNI, Bank Mega, Bank DKI, dan Skye.

Kedua, terdapat lima penerbit uang elektronik berbasis server. Mereka adalah Telkomsel, Telkom Indonesia, Indosat, XL, dan Finnet Indonesia.

Salam SmartLife
Joko Ristono

Sumber : Berbagai Sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar