Kamis, 28 Juni 2012

Hakekat Bahagia

Coba Anda ingat-ingat, kejadian pada saat kita kecil dulu... pada saat duduk di bangku TK, kita melihat kakak-kakak kita yang sudah menapaki bangku SD. dan kita bergumam "betapa bahagiaanya aku nanti kalau sudah SD, boleh naik sepeda sendiri, tidak perlu ditungguin mama di sekolahan, uuuhhh betapa bahagianya". Dan akhirnya pada saat kita duduk di bangku SD, ternyata tidak sebahagia yang dibayangkan kala TK dulu.

Kemudian pada saat SD, kita melihat kakak-kakak kita yang ada di bangku SMP. Betapa bahagian mereka yang ada di SMP, dan kita bergumam "saya akan sangat bahagia nanti kalau sudah duduk di bangku SMP, banyak teman, betapa asyiknya sudah bisa mulai tumbuh benih-benik cinta monyet... ooooh betapa bahagianya nanti kalau saya sudah di bangku SMP". begitu kira-kira yang kita bayangkan sebagai anak SD bahwa kebahagiaan saya adalah nanti saat SMP Dan akhirnya sampailah kita di bangku SMP, weeeiiiittt dimana kebahagiaan yang dulu saya bayangkan, ternyata saya tidak sebahagian yang saya bayangkan dulu. Ooh, ternyata yang paling bahagia adalah anak-anak SMA, mereka boleh naik kendaraan bermotor ke sekolah, betapa bahagianya, boleh punya pacaar, oh betapa indahnya, boleh nonton bioskop tanpa didampingi orang tua oooh indahnya. Betapa bahagianya seandainya nanti saya di SMA, tidak seperti sekarang di SMP semua serba diawasi sama mama, dikit-dikit gak boleh.. gak asyik.

Sampailah kita di bangku SMA, dengan rencana kebahagiaan yang kita bayangka dahulu. Waduuuh ternyata punya pacar biasa saja tidak seasyik yang saya bayangkan. Naik motor ke sekolah, juga biasa saja gak gitu-gitu amat, emang sudah seharusnya naik motor biar cepet. Beban pelajaran di SMA begitu berat, aahh lebih enak dulu waktu SMP ternyata.

Barangkali nanti kalau saya sudah di bangku kuliah akan sangat bahagia. Tidak harus bangun pagi-pagi, tidak tinggal sama orang tua yang cerewet lagi, saya bisa mengatur waktu sendiri dan mandiri, tinggal tunggu kiriman uang tiap bulan sari orang tua.. oooh betapa indah dan bahagianya jadi anak kuliah.

Dan itulah yang terjadi, seperti yang sudah-sudah, ternyata di bangku kuliah tidak sebahagia harapan dan bayangan. Dan saat itu kita melihat betapa bahagiaan orang yang sudah bekerja dan punya uang sendiri, menikah, punya rumah sendiri... oooh betapa bahagianya.... 

Benar tebakan Anda, dia tidak merasakan kebahagiaan seperti yang dibayangkan ... begitu seterusnya akhirnya dibatu nisan saat dia mati ditulis "AKAN BAHAGIA BILA MASUK SURGA"

jadi kesimpulannya adalah BAHAGIALAH SAAT INI, BUKAN NANTI, karena kita hidup di saat ini, maka nikmatilah yang kita miliki dan bahagia itu akan Anda dapat. Jangan menunda bahagia, bahagialah saat ini.

Bahagia... agar Anda tidak tersesat lagi seperti contoh menunda untuk bahagia di atas, kita perlu memiliki pola pikir dan memilah bahagia seperti apa yang Anda akan nikmati. 

Anda bisa bahagia secara materi, bahagia secara emosional atau bahagia secara spiritual. Yaa ada 3 jebis kebahagiaan yang bisa kita nikmati yaitu materi, emosi. spiritual. dan mungki 99% dari kita mati-matian mengejar kebahagiaan secara materi yang ternyata membutakan mata hati kita. Gayus adalah salah satu contoh kasus, Artalita, Nazarudin dan masih banyak lagi mungkin jutaan contoh gelap mata di negeri ini.

Kebagiaan secara emosi, yaaah kalau Anda mengejar yang ini, adalah hal yang lebih bijak. materi memang penting, tape kebahagiaan secara emosi jauh lebih penting. Punya teman banyak, atasan yang baik, lingkungan kerja yang penuh kekeluargaan, menikmati pertandingan bola, penghargaan dari orang lain, kasih sayang.... yaaaa itu adalah deretan kebahagiaan secara emosi yang perlu ada kejar.

Kebahagiaan secara spiritua, adalah kebahagiaan yang adanya dalam kaitannya dengan ruh atau mata hati kita. membantu orang lain, sehingga orang lain memilliki kebahagiaan, dan kita melakukannya tanpa pamrih hanya berharap balasan dari Tuhan dan kita merasa bahagia atas hal tersebut, itulah kebahagiaan secara priritual. Seorang uztad, seorang guru yang memberikan ilmu yang bermanfaat, sehingga si penerima ilmu bisa menjalani kehidupan lebih baik, itulah kebahagiaan spiritual.

Jadi pilahan ada di tangan anda... :
  • Mau bahagia sekarang, atau menunda kebahagiaan
  • Mau bahagia secara materi, emosi atau spiritual

jalani hidup dengan smart 


Joko Ristono


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 28 Juni 2012

Hakekat Bahagia

Coba Anda ingat-ingat, kejadian pada saat kita kecil dulu... pada saat duduk di bangku TK, kita melihat kakak-kakak kita yang sudah menapaki bangku SD. dan kita bergumam "betapa bahagiaanya aku nanti kalau sudah SD, boleh naik sepeda sendiri, tidak perlu ditungguin mama di sekolahan, uuuhhh betapa bahagianya". Dan akhirnya pada saat kita duduk di bangku SD, ternyata tidak sebahagia yang dibayangkan kala TK dulu.

Kemudian pada saat SD, kita melihat kakak-kakak kita yang ada di bangku SMP. Betapa bahagian mereka yang ada di SMP, dan kita bergumam "saya akan sangat bahagia nanti kalau sudah duduk di bangku SMP, banyak teman, betapa asyiknya sudah bisa mulai tumbuh benih-benik cinta monyet... ooooh betapa bahagianya nanti kalau saya sudah di bangku SMP". begitu kira-kira yang kita bayangkan sebagai anak SD bahwa kebahagiaan saya adalah nanti saat SMP Dan akhirnya sampailah kita di bangku SMP, weeeiiiittt dimana kebahagiaan yang dulu saya bayangkan, ternyata saya tidak sebahagian yang saya bayangkan dulu. Ooh, ternyata yang paling bahagia adalah anak-anak SMA, mereka boleh naik kendaraan bermotor ke sekolah, betapa bahagianya, boleh punya pacaar, oh betapa indahnya, boleh nonton bioskop tanpa didampingi orang tua oooh indahnya. Betapa bahagianya seandainya nanti saya di SMA, tidak seperti sekarang di SMP semua serba diawasi sama mama, dikit-dikit gak boleh.. gak asyik.

Sampailah kita di bangku SMA, dengan rencana kebahagiaan yang kita bayangka dahulu. Waduuuh ternyata punya pacar biasa saja tidak seasyik yang saya bayangkan. Naik motor ke sekolah, juga biasa saja gak gitu-gitu amat, emang sudah seharusnya naik motor biar cepet. Beban pelajaran di SMA begitu berat, aahh lebih enak dulu waktu SMP ternyata.

Barangkali nanti kalau saya sudah di bangku kuliah akan sangat bahagia. Tidak harus bangun pagi-pagi, tidak tinggal sama orang tua yang cerewet lagi, saya bisa mengatur waktu sendiri dan mandiri, tinggal tunggu kiriman uang tiap bulan sari orang tua.. oooh betapa indah dan bahagianya jadi anak kuliah.

Dan itulah yang terjadi, seperti yang sudah-sudah, ternyata di bangku kuliah tidak sebahagia harapan dan bayangan. Dan saat itu kita melihat betapa bahagiaan orang yang sudah bekerja dan punya uang sendiri, menikah, punya rumah sendiri... oooh betapa bahagianya.... 

Benar tebakan Anda, dia tidak merasakan kebahagiaan seperti yang dibayangkan ... begitu seterusnya akhirnya dibatu nisan saat dia mati ditulis "AKAN BAHAGIA BILA MASUK SURGA"

jadi kesimpulannya adalah BAHAGIALAH SAAT INI, BUKAN NANTI, karena kita hidup di saat ini, maka nikmatilah yang kita miliki dan bahagia itu akan Anda dapat. Jangan menunda bahagia, bahagialah saat ini.

Bahagia... agar Anda tidak tersesat lagi seperti contoh menunda untuk bahagia di atas, kita perlu memiliki pola pikir dan memilah bahagia seperti apa yang Anda akan nikmati. 

Anda bisa bahagia secara materi, bahagia secara emosional atau bahagia secara spiritual. Yaa ada 3 jebis kebahagiaan yang bisa kita nikmati yaitu materi, emosi. spiritual. dan mungki 99% dari kita mati-matian mengejar kebahagiaan secara materi yang ternyata membutakan mata hati kita. Gayus adalah salah satu contoh kasus, Artalita, Nazarudin dan masih banyak lagi mungkin jutaan contoh gelap mata di negeri ini.

Kebagiaan secara emosi, yaaah kalau Anda mengejar yang ini, adalah hal yang lebih bijak. materi memang penting, tape kebahagiaan secara emosi jauh lebih penting. Punya teman banyak, atasan yang baik, lingkungan kerja yang penuh kekeluargaan, menikmati pertandingan bola, penghargaan dari orang lain, kasih sayang.... yaaaa itu adalah deretan kebahagiaan secara emosi yang perlu ada kejar.

Kebahagiaan secara spiritua, adalah kebahagiaan yang adanya dalam kaitannya dengan ruh atau mata hati kita. membantu orang lain, sehingga orang lain memilliki kebahagiaan, dan kita melakukannya tanpa pamrih hanya berharap balasan dari Tuhan dan kita merasa bahagia atas hal tersebut, itulah kebahagiaan secara priritual. Seorang uztad, seorang guru yang memberikan ilmu yang bermanfaat, sehingga si penerima ilmu bisa menjalani kehidupan lebih baik, itulah kebahagiaan spiritual.

Jadi pilahan ada di tangan anda... :
  • Mau bahagia sekarang, atau menunda kebahagiaan
  • Mau bahagia secara materi, emosi atau spiritual

jalani hidup dengan smart 


Joko Ristono


Tidak ada komentar:

Posting Komentar